Ahad 16 May 2010 00:11 WIB

Gawat, Polusi Udara Perkecil Kemungkinan Punya Anak

Rep: cr2/ Red: Ririn Sjafriani
Tampak seorang wanita memakai masker.
Foto: corbis
Tampak seorang wanita memakai masker.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Jangan buru-buru menyalahkan diri sendiri atau pasangan, jika Anda berdua tak kunjung dikaruniai keturunan. Bisa jadi salah satu faktor penyebabnya adalah kualitas lingkungan yang buruk sebagai dampak pembangunan.

Hasil studi menunjukan pasangan yang berdomisili dekat pusat kota yang identik dengan kemacetan dan polusi udara memiliki kemungkinan hamil hanya 25 persen.

Riset yang melibatkan 100 pasangan program bayi tabung (IVF) ini mengungkap pasangan yang menghirup udara yang tercemar asap kendaraan bermotor 24 persen lebih kecil kemungkina hamil, dibanding pasangan yang jauh dari udara yang tercemar asap kendaraan bermotor.

Peneliti mencatat kadar nitrogendioksida, sejenis gas beracun yang dihasilkan knalpot kendaraan bermotor, mesin pembangkit dan kompor gas memberikan dampak negatif terhadap kemungkinan perempuan untuk hamil sekaligus mempercepat penuaan.

Kendati polusi udara diyakin sebagai biang keladi kelahiran bayi secara prematur, penurunan berat badan bayi saat lahir dan bayi catat, riset terakhir justru menempatkan resiko utama dari polusi udara sebagai penyebab menurunnya kemungkinan perempuan untuk hamil.

Guna mengetahui sejauhmana efek polusi udara terhadap perempuan yang menjalani program bayi tabung, peneliti membandingkan tingkat keberhasilan 7.500 program bayi tabung dari level polusi udara dengan lokasi rumah dan klinik, dan peneliti menemukan adanya bukti kuat yang menunjukan tingginya kadar gas nitrogen dioksida pada udara berkaitan dengan minimnya presentase keberhasilan program kehamilan.

Peneliti mencatat, letika kadar rata-rata nitrogen dioksida mencapai 0.019 ppm di daerah sekitar klinik atau rumah pasangan yang menjalani program bayi tabung maka berdampak pada kecilnya kesuksesan pasangan itu menjalani program. Hal itu disebabkan setiap 0.01 ppm nitrogen dioksida memangkas 13 dan 24 persen kemungkinan keberhasilan program.

Di Inggris misalnya, dari 37.000 perempuan yang menjalankan program bayi tabung, hanya 13.700 bayi yang dilahirkan.

Ihwal hasil riset, tim riset University of Pennsylvania menyatakan polusi udara seperti asap rokok dapat merusak kesempatan perempuan menjadi ibu. Meski begitu, peneliti belumlah tuntas mengetahui bagaimana nitrogen dioksida bisa mempengaruhi kesempatan perempuan untuk hamil.

Namun, hasil dugaan sementara menunjukan sel telur pada perempuan yang menghirup udara tercemar menjadi rusak. Dugaan lain disebutkan, udara kotor membuat gangguan pada aliran darah menuju rahim dan plasenta.

Pemimpin riset, Richard legro mengklaim, dia menemukan peradangan dan pembekuan darah meningkat. Faktor-faktor ini yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Tapi, ia berharap perempuan yang akan menjalani perawatan IVF untuk tidak panik.

"Kami perlu menjalankan riset lebih lanjut untuk mengkonfirmasikan penemuan. Terlalu dini untuk mengatakan efek polusi udara terhadap kesehatan reproduksi," katanya seperti dikutip dari dailymail, Jumat (14/5).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement