Selasa 18 May 2010 02:38 WIB

UT Bisa Jadi Alternatif bagi Siswa SMA yang Gagal Masuk PTN

Rep: Anissa Mutia/ Red: Endro Yuwanto
Kampus UT.
Kampus UT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Akses pendidikan di jenjang pendidikan tinggi bagi sebagian masyarakat masih menjadi kendala, lantaran daya tampung perguruan tinggi negeri (PTN) yang ada dibandingkan lulusan sekolah menengah atas (SMA) tak sebanding. Untuk mengatasinya, Universitas Terbuka (UT) disebut-sebut dapat menjadi alternatif bagi para lulusan SMA yang mau melanjutkan pendidikannya.

Lulusan SMA yang tidak dapat masuk ke PTN sebenarnya lebih banyak ditampung di perguruan tinggi swasta (PTS). Namun demikian, mereka harus membayar biaya pendidikan dua atau tiga kali lipat dari PTN. Oleh karena itu, bagi lulusan SMA dengan keterbatasan ekonomi UT bisa menjadi pilihan.

''UT ini kan punya pemerintah, jadi kami ingin menunjukkan bahwa pemerintah sebetulnya sudah memikirkan untuk akses masuk PTN, mungkin kami yang agak kurang sosialisasikan,'' ujar ujar Rektor UT, Tian Belawati, di sela-sela seminar internasional tentang 'Integrating Technology Into Education' di Kantor Kementerian Pendidikan Nasional, Senin (17/5).

Menurut Tian, pihaknya sebenarnya ingin merangkul lulusan SMA yang tidak diterima oleh PTN, karena UT bukan hanya untuk mereka yang sudah bekerja atau guru tapi juga untuk lulusan SMA. ''Dan kami akan bekerjasama dengan PTN untuk menjaring siswa SMA yang tidak lulus untuk diarahkan ke UT,'' jelasnya.

Tian mengatakan, registrasi UT buka sepanjang tahun sehingga memungkinkan mahasiswa bisa masuk kapan saja. Pada 2010, sudah ada 650 ribu mahasiswa lanjutan dan baru. Jumlah itu melebihi target yang ditentukan sebelumnya, yakni 500 ribu mahasiswa. ''Dari segi jumlah lumayan banyak memang, tapi dari segi persentasi masih sangat kecil dibanding jumlah lulusan SMA,'' terangnya.

Proses pembelajaran di UT, lanjut Tian, jarak jauh dengan menggunakan Information and Communication Technology, digital library, e-learning, baik di kelas maupun jarak jauh. Selain itu, UT juga mengembangkan bahan ajar suplemen berbasis web yang bisa diakses siapa saja. ''Ya memang, sekarang teknologi cetak masih menjadi medium utama, tapi secara progresif sudah menggunakan internet untuk membantu pembelajaran jarak jauh,'' paparnya.

Namun demikian, UT tetap memberikan layanan tutorial tatap muka sehingga diharapkan yang menjadi tutor adalah dosen dari PTN lokal yang akan bekerjasama dengan UT. Dengan begitu, tegas Tian, para mahasiswa tidak waswas apakah yang memberi tutorial berkualitas atau tidak.

Tutorial tatap muka itu dilaksanakan 8 kali per semester dengan biaya Rp 20 ribu per SKS. Satu pelajaran selama dua jam, yang diselenggarakan tiap akhir pekan agar tidak mengganggu jadwal mengajar dosen.

Tian memaparkan, UT mempunyai target pada 2014 mempunyai 150 ribuan mahasiswa yang nonguru. Saat ini, UT mempunyai program Sipas 1923 yang berarti sistem paket semester untuk usia 19-23 tahun. ''Nantinya kami juga berencana akan berikan beasiswa untuk siswa SMA yang mau masuk UT, dan tidak ada seleksi masuk, tujuannya untuk memberi akses dulu. Hanya saja, bagi siswa SMA syaratnya harus lulus UN atau paket C,'' tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement