Rabu 26 May 2010 01:16 WIB

Benarkah Film Sex and the City 2 Anti-Islam?

Red: Siwi Tri Puji B

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES--Film  Sex and the City 2 (SATC 2) telah dicap "anti-Islam" di salah satu sekuel adegannya. Dalam film yang penayangan perdananya dibuka di Amerika Serikat pagi ini dengan premier karpet merah bertabur bintang, dideskripsikan tentang masyarakat Arab secara "pedas".

"SATC 2 membanggakan kalangan feminis tapi terang-terangan anti-Islam. Di sisi lain, itu membingungkan pemirsa liberal," tulis resensi film di situs hiburan The Hollywood Reporter.

Dalam salah satu agendanya, Carrie Bradshaw (Sarah Jesica Parker) yang menjadi sentral cerita terbang bersama tiga sahabatnya ke Abu Dhabi (Emirat Arab) secara gratis. Diceritakan, di sana mereka pergi ke sebuah klub berlabel I Am Woman yang merupakan karaoke "esek-esek".

Dalam adegan itu digambarkan bagaimana kaum wanita yang masuk ke dalam klub itu melempar cadar dan burka mereka dan memperlihatkan pakaian minim ala Barat untuk kemudian menjamu tamu-tamu asal New York itu.  Situs Inggris Daily Mail menyebut trailer film ini telah melewati "batas" rasis.

"Sejak 1942 Arabian Nights oleh para orientalisme telah digambarkan sebegitu ironis. Semua orang Timur Tengah dalam gemerlapan cahaya dengan musik jingly jangly dengan penampilan eksotis,"  tulis kolumnis Hadley Freeman. Padahal, itu hanyalah potret lain Timur Tengah, tidak mewakili dunia Arab keseluruhan dan Islam yang selalu dilabelkan pada jazirah Arab.

Syuting film itu sendiri tidak dilakukan di Uni Emirat Arab. Pasalnya, pemerintah negara itu tidak mengizinkan penggarapan film itu dilakukan di sana, sehingga mereka memindahkan lokasi syuting ke Maroko. Penulis skenario dan sutradara film ini, Michael Patrick King, berkomentar singkat soal penolakan ini, "UEA tak siap untuk dijadikan lokasi syuting empat perempuan Amerika yang liberal dalam kehidupan seks mereka."

SATC 2 merupakan kelanjutan Seks and the City The Movie yang dibuat sebelumnya. Film ini masih berpusat pada kehidupan empat wanita New York; Carrie, Samantha, Miranda, dan Charlotte yang diperankan Sarah Jessica Parker, Kim Cattrall, Kristin Davis, dan Cynthia Nixon.

Terlepas dari semua kontroversinya, Hadley Freeman menyebut film ini cukup adil karena memotret semua ras. Selama ini, cerita dalam format miniseri di televisi kerap dikritik karena jarang menampilkan karakter non-Kaukasia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement