Jumat 25 Jun 2010 21:07 WIB

Tim Investigasi Selidiki Pesawat Jatuh yang Ditumpangi Pangdam Udayana

Red: Ririn Sjafriani

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Tim investigasi dari Markas Besar TNI AU direncanakan datang ke Bali, Jumat (25/6) guna meneliti jatuhnya pesawat latih jenis "Woong Bee" saat diterbangkan pilot Letkol Pnb. Ramot Sinaga dan hanya ditumpangi Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Rachmat Budiyanto.

Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Ngurah Rai Denpasar Letkol Pnb Aldrin P Mongan, membenarkan pihaknya telah memperoleh kabar mengenai rencana kedatangan tim investigasi TNI AU dari Jakarta tersebut.

Kedatangan tim itu guna mengetahui dan menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat latih yang meledak dan terbakar saat dalam posisi hendak mendarat, Kamis (24/6) di landasan pacu (run way) 7 Bandara Ngurah Rai di Tuban, Kabupaten Badung itu.

"Kami sudah mendapat informasi, bahwa tim investigasi sedang bersiap berangkat ke Bali. Kalau terjadi insiden seperti sekarang ini, biasanya tim investigasi langsung datang," ujarnya.

Saat itu pesawat dalam prosesi hendak mendarat, namun Letkol Aldrin tidak mengetahui kejadiannya karena dirinya turut terbang dengan pesawat kedua, yang posisinya disusul pesawat serupa yang ketiga.

Pangdam Mayjen Rachmat menggunakan pesawat pertama yang diterbangkan Komandan Skuadron Pendidikan Udara TNI-AU 102 Yogyakarta Letkol (Penerbang) Ramot P Sinaga.

Dalam musibah itu keduanya selamat setelah terlontar dari kursi masing-masing pada ketinggian 1.000 kaki dan parasut berhasil mengembang. Meski begitu, Ramot Sinaga, yang mengeluhkan sakit pada kepalanya akibat terkena benturan, menjalani perawatan di RSUP Sanglah.

Danlanud Ngurah Rai menolak menjelaskan penyebab kecelakaan pesawat karena hal itu bukan merupakan kewenangannya. "Tunggu saja nanti penjelasan dari tim investigasi setelah mereka melaksanakan tugasnya," sarannya.

Meski begitu, Aldrin mengaku sebelum pesawat terbang semua persiapan berjalan lancar sesuai prosedur, seperti saat dilakukan pengarahan sebelum empat pesawat latih terbang mengelilingi wilayah selatan Pulau Dewata.

"Percakapan berjalan normal sesuai prosedur, tidak ada indikasi terjadi gangguan, turbulence, sabotase atau lainnya. Tetapi saya tidak tahu apa yang terjadi sejak menjelang mendarat hingga peristiwa itu terjadi," ujarnya.

Ia menambahkan, pesawat naas dari sekolah penerbang Yogyakarta tersebut datang ke Denpasar untuk mengemban misi pelatihan navigasi jarak jauh.

Selain terbang gembira, juga ada beberapa tahapan terbang membentuk formasi empat dan melaksanakan aerobatik sebelum mendarat

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement