Jumat 15 Oct 2010 08:28 WIB

Terencana, Penyelundupan Situs Sangiran

Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) menyatakan aksi penyelundupan fosil dari Situs Sangiran belum lama ini diduga untuk kepentingan penelitian dan studi yang dilakukan di luar negeri.

Direktur Peninggalan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Junus Satrio Atmodjo, dalam jumpa persnya di Jakarta, Kamis sore, mengatakan, pihaknya memperkirakan penyelundupan fosil purbakala yang berhasil ditangkap aparat kepolisian di Sragen Jawa Tengah adalah kegiatan yang terencana salah satunya untuk kegiatan studi.

"Fosil-fosil itu sengaja dijual secara potongan-potongan, jadi potongan ini sepertinya untuk kegiatan studi dan sepertinya sistem penyelundupan dan penjualan ini sudah terencana," kata Junus Satrio.

Seperti diketahui, Rabu (13/10) malam, kepolisian sektor Kalijambe Sragen Jawa Tengah berhasil mengamankan satu truk berisi potongan-potongan fosil benda purbakala yang ditenggarai dijarah dan di eksploitasi dari kawasan Situs Sangiran, Jawa Tengah yang merupakan sebagai kawasan warisan budaya dunia.

"Saat ini kita bekerja sama dengan pihak berwenang masih mencoba melakukan penyidikan dan penelitian lebih lanjut, sebab peminat barang-barang purbakala ini hanya orang-orang tertentu, selain kolektor juga ada yang memang dipesan oleh museum-museum di luar negeri untuk lebih memperkaya koleksi museum tersebut, tidak perduli bgaimana dan darimana mereka dapatkan," kata Junus Satrio.

Fosil-fosil yang sebagian merupakan tulang belulang hewan-hewan purbakala tersebut, rencananya akan dibawa ke daerah Bali untuk diserahkan kepada penadah dan selanjutnya diperjualbelikan serta di kirim ke luar negeri.

Ia mengatakan, harga koleksi fosil tersebut bila dijual di pasar gelap akan sangat mahal karena merupakan benda langka bahkan beberapa di antaranya telah punah.

"Seperti tulang kepala buaya dari suku Gavialidae yang ditemukan dalam penangkapan tersebut, harganya bisa mencapai Rp1 miliar karena spesies tersebut sudah punah. Namun kita masih meneliti apakah ada fosil manusia purba dalam 600 potong fosil itu, sebab satu gigi geraham saja harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah di pasar gelap," kata Junus Satrio.

Hingga kini, katanya, pemerintah belum bisa memastikan berapa kerugian negara yang berpotensi timbul jika ratusan fosil tersebut berhasil diselundupkan sebab tim penilai dari Badan Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) masih mengklasifikasikan fosil yang termasuk hewan langka atau bahkan fosil manusia purba.

Pihaknya sendiri masih menunggu kepastian dari aparat yang berwenang untuk mengambil langkah lebih lanjut. Namun, ia berharap upaya penjarahan terhadap situs-situs langka di tanah air tidak akan terjadi lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement