Ahad 17 Oct 2021 15:30 WIB

Pemkab Lebak Dorong Petani Manfaatkan Digitalisasi

Pemanfaatan teknologi digitalisasi sangat membantu petani untuk memasarkan produknya.

Red: Bilal Ramadhan
Petani memanen padi di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Ahad (5/9/2021). Badan Pusat Statistik mencatat nilai tukar petani (NTP) pada bulan Agustus 2021 sebesar 104,68 atau naik 1,16 persen jika dibandingkan pada bulan sebelumnya, kenaikan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan NTP di subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, serta nilai tukar subsektor perikanan yaitu nelayan dan pembudidaya ikan.
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas/rwa.
Petani memanen padi di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Ahad (5/9/2021). Badan Pusat Statistik mencatat nilai tukar petani (NTP) pada bulan Agustus 2021 sebesar 104,68 atau naik 1,16 persen jika dibandingkan pada bulan sebelumnya, kenaikan tersebut dipengaruhi oleh peningkatan NTP di subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, serta nilai tukar subsektor perikanan yaitu nelayan dan pembudidaya ikan.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mendorong para petani memanfaatkan teknologi digitalisasi untuk memasarkan produk pertanian melalui media sosial.

"Kita mengapresiasi petani milineal di sini sudah mampu memasarkan produknya melalui digitalisasi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Sabtu (16/10).

Menurut dia, pemanfaatan teknologi digitalisasi itu sangat membantu petani untuk memasarkan produknya. Selain itu, pemasaran digitalisasi juga menguntungkan dan bisa memutus mata rantai ijon atau tengkulak.

Ia meyakini petani bisa memanfaatkan teknologi digital mengingat generasi petanimilenial Kabupaten Lebaksudah memiliki aplikasi digital untuk pemasaran produk hasil pertanian.

Bahkan, aplikasi Ekamar, yang memasarkan produk beras asli Lebak banyak mendapatkanpermintaan dari Jakarta Bogor, Tangerang, Bekasi hingga Lampung.

"Kami optimistis prospek usaha pertanian cukup cerah dengan kemudahan pemasaran digitalisasi itu," kata Rahmat.

Menurut dia, petani di Kabupaten Lebak mempunyai hasil andalan seperti komoditi beras, umbi-umbian, sayuran tanah datar hingga buah-buahan juga peternakan unggas.

Oleh karena itu, pihaknya akan menggandeng Telkom untuk melakukan kegiatan pelatihan era digitalisasi agar petani dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi.

"Kami berharap pelatihan itu nantinya petani bisa membuat aplikasi konten pemasaran," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Iskandar, salah seorang petani milenial Kabupaten Lebak mengaku telah memasarkan produk pisang melalui media sosial. Bahkan, budidaya tanaman pisang lokal hingga menghasilkan omzet Rp 8 juta per bulan dari tanam seluas satu hektare.

"Kami saat ini banyak permintaan untuk ke Tangerang setelah memiliki konten aplikasi sendiri," kata Iskandar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement