Senin 05 Dec 2011 14:09 WIB

Kembali ke Khittah 1928, Perti Tinggalkan Politik Praktis

Rep: nashih nasrullah/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA— Persatuan Tarbiyah Islamiyyah (Perti) meneguhkan komitmen kembali ke khittah 1928. Ormas yang lahir di Candung, Bukit Tinggi, Sumatera Barat itu, hadir untuk aktif berkonstribusi memberdayakan masyarakat. Terutama di tiga aspek atau dikenal dengan Tri Bakti, yaitu pendidikan, dakwah, dan amal sosial.  

 Ketua Umum DPP Perti, Tengku H Mohammad Faisal Amin, mengatakan di Jakarta Senin (5/12), peneguhan tersebut merupakan hasil Muktamar PERTI ke-15 akhir pekan lalu. Selain itu, even lima tahunan itu mengamanatkan urgensi konsolidasi internal dan eksternal organisasi.

Ia menambahkan, konsolidasi internal ialah menjabarkan visi dan misi organisasi ke dalam berbagai program kerja. Di bidang dakwah, program kerja menekankan pelaksanaan ibadah secara benar dan kaffa. Sedangkan dalam aspek pendidikan, ke depan memaksimalkan potensi pendidikan di lingkungan Perti. “Terutama memperbanyak pesantren-pesantren,” “kata Ketua terpilih hasil Muktamar ke-15 itu.

Dalam sosial kemasyarakat serta ekonomi, katanya, Perti akan menggarap perekonomian masyarakat bawah. Langkah itu diwujudkan dengan mendorong berdirinya koperasi dan baitul maal, minimal di wilayah-wilayah perwakilan Perti. Lima tahun mendatang, bahkan, Perti akan fokus mendorong tumbuhkembangnya perekonomian akar rumput. “Sampelnya telah berjalan di Aceh,”kata mantan Ketua Dewan Pengurus Daerah Perti Aceh tersebut.   

 

Mantan Ketua Umum DPP PERTI, KH Anwar Sanusi, menyatakan kehadiran ormas yang kini beranggotakan hampir 5 juta jiwa itu, sedari awal fokus pada Tri Bakti organisasi yaitu pendidikan, dakwah, dan amal sosial. Kini, ormas tersebut menegaskan sikapnya tidak berpolitik praktis. Ormas tersebut independen dan tidak berafiliasi pada partai politik tertentu.

Ia menambahkan fungsi politik yang dulu pernah lekat di masa orde lama dan baru telah ditanggalkan. Meskipun, secara kelembagaan tidak melarang anggota dan simpatisan untuk terlibat berpolitik. “Kita kembali ke organisasi keagamaan,”katanya

Menurutnya, pengurus ke depan dituntut mampu melaksanakan  penguatan organisasi dan pemantapan prgoram kerja lima tahun mendatang. Terutama di bidang pendidikan untuk memaksimalkan antara lain 215 pesantren dan lembaga pendidikan formal dari berbagai jenjang, mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement