Rabu 28 Dec 2011 19:57 WIB

Alami Pelecehan Seksual di Kereta, Seorang Gadis Trauma

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT - Seorang gadis warga Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengaku menjadi korban pelecehan seksual dalam gerbong Kereta Api jurusan Purwakarta-Cibatu oleh penumpang laki-laki. Peristiwa yang ia alami membuatnya trauma hingga enggan menumpang kembali transportasi massal tersebut.

"Saat itu dalam gerbong memang sangat penuh, tiga orang laki-laki mulai meraba-raba. Kejadian itu saya takut naik kereta lagi sendirian," kata korban pelecehan seksual inisial ME (18) saat ditemui dirumahnya, di Kecamatan Cibatu, Rabu (28/12).

Ia menerangkan peristiwa tersebut bermula ketika akan pulang dari saudaranya yang tinggal di Kota Bandung, kemudian menuju stasiun Bandung untuk menumpang KA Cibatu.

Setibanya di stasiun Bandung, ME yang hanya sendirian dihampiri seorang laki-laki paruh baya dengan penampilan seperti pekerja kantoran kemudian menawarkan tiket KA jurusan Cibatu dan menjanjikan mendapatkan tempat duduk.

Tawaran laki-laki tak dikenal tersebut akhirnya diterima karena tidak perlu antre di loket untuk mendapatkan tiket KA. Ketika KA yang ditunggu tiba, ME kemudian masuk gerbong, namun laki-laki yang menawarkan tiket tersebut mengikuti bersama dua orang laki-laki dan meminta untuk duduk bersama dalam gerbong.

Suasana KA Cibatu saat itu masih tampak lowong oleh penumpang. ME bersama tiga orang laki-laki tersebut duduk dan berbincang-bincang tanpa menaruh curiga karena dalam penampilan pakaian, mereka tampak rapi.

Namun pertengahan perjalanan dan situasi gerbong mulai bertambah dan berdesakan. Tiga orang laki-laki tersebut mulai melakukan aksi yang dilakukan seperti tidak sengaja dengan meraba-raba bagian sensitif wanita.

"Meskipun bersentuhan badan, saya merasa biasa karena kondisi dalam gerbong saat itu berdesakan banyak penumpang," kata wanita berkulit putih itu.

Namun aksi tiga laki-laki itu semakin meresahkan seperti sengaja meraba-raba bagian tubuh ME. Akhirnya ME memberanikan diri agar laki-laki tersebut bersikap sopan.

Meskipun sudah diberi peringatan, tiga laki-laki tersebut terus melakukan aksinya hingga ME terpaksa berteriak meminta tolong kepada penumpang lainnya.

Tindakan yang dilakukan ME akhirnya mendapatkan perlindungan badan dari para kaum ibu-ibu sesama penumpang, sementara tiga laki-laki tersebut kabur dengan pindah ke gerbong lain.

"Saat itu saya berteriak, karena saya sudah merasa terganggu, setelah berteriak mereka langsung menjauhi saya," jelasnya. Adanya tindakan pelecehan dalam gerbong KA, korban berharap pihak PT KA meningkatkan pengamanan dengan mensiagakan petugas keamanan disetiap gerbong agar perbuatan yang mengganggu kenyamanan penumpang dapat diminimalisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement