Selasa 31 Jan 2012 09:23 WIB

Enam Mitos Soal Naik Pesawat, Bagaimana Faktanya? (1)

Red: Endah Hapsari
Bersantap dalam pesawat
Foto: travelandleisure.com
Bersantap dalam pesawat

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika masuk dalam pesawat, Anda langsung berhadapan dengan berbagai instruksi: matikan ponsel, tegakkan sandaran kursi, dan santap saja makanan yang disediakan. Seberapa sering Anda bertanya kenapa? Inilah fakta di balik mitos yang ada.

Mengapa kru pesawat bicara seperti robot?

Mitos: Kru pesawat adalah robot yang berlagak seperti bos.

Fakta: Kru pesawat ingin agar Anda bisa mendengarkan mereka dengan baik dan mau diajak bekerja sama.

Mereka harus menggunakan nada yang tegas dan terkesan sudah otomatis, agar penumpang bisa mendengarkan dengan benar. Dalam sebuah artikel terungkap, ada teknik bahasa tertentu yang bisa menarik perhatian orang agar mereka mau lebih mendengarkan. Dengan begitu, permintaan itu tidak perlu diulangi.

 

Mengapa kita harus membuka penutup jendela dan menegakkan sandaran kursi?

Mitos: Kita perlu menyiapkan posisi semula agar bisa langsung dipakai penumpang berikutnya.

Fakta: Inilah detail keamanan yang penting. Membuka penutup jendela membuat kita waspada terhadap kemungkinan kabut.

Elin Wong, manajer komunikasi Cathay Pacific, mengungkapkan,''Kami meminta seluruh penumpang untuk membuka jendela sebelum mendarat, agar bila ada hal-hal abnormal di luar pesawat dapat langsung diobservasi oleh kru pesawat atau penumpang dan akan dilaporkan kepada pilot.''

 

Mengapa makanan di pesawat biasanya kurang lezat?

Mitos: Karena murah dan langsung siap saji.

Fakta: Sebenarnya, makanan di pesawat cukup lezat, kebisingan mesin pesawatlah yang mengalihkan perhatian kita dari makanan.

Dalam satu riset dari University of Manchester dilaporkan, efek suara bising sangat berpengaruh pada selera terhadap makanan. Suara yang berisik akan mengalihkan perhatian dari cita rasa makanan sehingga beralih ke suara.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَرَفَعَ اَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوْا لَهٗ سُجَّدًاۚ وَقَالَ يٰٓاَبَتِ هٰذَا تَأْوِيْلُ رُءْيَايَ مِنْ قَبْلُ ۖقَدْ جَعَلَهَا رَبِّيْ حَقًّاۗ وَقَدْ اَحْسَنَ بِيْٓ اِذْ اَخْرَجَنِيْ مِنَ السِّجْنِ وَجَاۤءَ بِكُمْ مِّنَ الْبَدْوِ مِنْۢ بَعْدِ اَنْ نَّزَغَ الشَّيْطٰنُ بَيْنِيْ وَبَيْنَ اِخْوَتِيْۗ اِنَّ رَبِّيْ لَطِيْفٌ لِّمَا يَشَاۤءُ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf). Dan dia (Yusuf) berkata, “Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu. Dan sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya kenyataan. Sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun, setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku. Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

(QS. Yusuf ayat 100)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement