Sabtu 17 Mar 2012 20:58 WIB

Wow, Kandungan Uranium Mamuju Tertinggi di Indonesia

Red: Chairul Akhmad
Uranium (ilustrasi).
Foto: nuclearfissionary.com
Uranium (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU – Deputi Bidang Pengkajian Keselamatan Nuklir (Bapeten), Dr Khoirul Huda M Eng, menyatakan kandungan Uranium di Kabupaten Mamuju tertinggi di Indonesia.

"Hasil penelitian yang telah kami lakukan selama ini cukup mengejutkan. Ini karena semenjak Bapeten melakukan penelitian di Indonesia, ternyata potensi Uranium di Mamuju adalah daerah tertinggi radioaktivitasnya dari kandungan uraium di beberapa provinsi di Indonesia," kata Khoirul di Mamuju, Sabtu (17/3).

Khoirul mengungkapkan, laju dosis radioaktivitas di Mamuju sama dengan wilayah Pocos de Caldas Brazil yakni 250 nsv per tahun. Secara umum, kondisi radioaktivitas lingkungan di Mamuju berada pada tingkat di atas normal.

Potensi paling tinggi uranium di Mamuju ditemukan di wilayah bukit Desa Takandeang, Kecamatan Tapalang, sekitar 40 kilometer dari kota Mamuju. Tinggi radioaktivitas di desa tersebut berkisar antara 2000-3000 nsw per jam. Sementara di wilayah perkotaan berkisar antara 200 nsw per jam.

Walau demikian, kata Khoirul, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kondisi ini karena ada beberapa pendekatan yang akan dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah sebagai solusi yang harus ditindaklanjuti. Misalnya, pemerintah daerah harus membuat perencanaan infrastruktur yang memungkinkan agar bisa menghidari radioaktivitas yang tinggi.

Tingginya radiasi radioaktivitas memang bisa menimbulkan dampak yang serius terhadap tubuh. "Umumnya, jika radioaktivitas tinggi maka berpotensi adanya kandungan uranium. Ini juga menandakan pasti ada sesuatu kandungan yang berharga di dalamnya," jelas Khoirul.

Sementara itu, Nurdin Ashat ST, yang juga peneliti tambang mengatakan, potensi uranium bukan hanya di daerah Tappalang, namun juga di kecamatan lainnya. Seperti di Desa Belang-Belang, Kecamatan Kalukku, sekitar 30 kilometer dari Kota Mamuju. Dan di Kecamatan Tobadak, sekitar 100 kilometer dari Kota Mamuju.

"Setelah kami melakukan penelitian tambang di Mamuju, potensi uranium ditemukan di Mamuju. Namun dianggap tidak berbahaya, karena sifatnya hanya sebagai bahan baku yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga nuklir," jelas Nurdin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement