Ahad 15 Apr 2012 10:18 WIB

Warga Aceh Sudah Kenali Tanda Alam sebelum Terjadinya Tsunami

Red: Didi Purwadi
Sejumlah warga mengungsi di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pasca gempa bumi mengguncang wilayah Simeulue, Nangroe Aceh Darussalam, Rabu (11/4).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Sejumlah warga mengungsi di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pasca gempa bumi mengguncang wilayah Simeulue, Nangroe Aceh Darussalam, Rabu (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Sejumlah warga Aceh di kabupaten Meulaboh mengaku lebih siap menghadapi bencana tsunami. Mereka memilih untuk melakukan observasi tanda-tanda alam sebelum menyelamatkan diri.

Ini yang mereka lakukan ketika gempa berkekuatan 8.5 SR menerjang wilayah Simeulue, Nangroe Aceh Darussalam, Rabu (11/4) lalu. Seorang warga yang tinggal di tepian pantai Desa Swaendra Puri, Meulaboh, Target Simantoro, mengaku dirinya sempat menunggu dan melihat gejala alam seperti surutnya air laut sebelum melarikan diri ke dataran tinggi.

"Setelah gempa terjadi, saya justru menunggu di pinggir pantai untuk melihat air laut yang surut. Itu baru saat yang tepat untuk melarikan diri," ujarnya.

Selain melihat air laut yang surut setelah gempa besar terjadi, biasanya hal tersebut disusul oleh suara ledakan besar dari arah laut. Ity seperti yang terjadi pada bencana tsunami 2004 lalu.

Target mengaku dirinya juga tidak terlalu panik. Karena, air laut saat itu bukannya surut melainkan naik sekitar satu meter.

Meskipun dirinya mengaku tidak panik atas gejala yang disaksikannya pada Rabu lalu, Target memutuskan untuk pergi ke dataran tinggi setengah jam setelah gempa yang terjadi pukul 15.38 wib. "Kami juga tidak lama pergi meninggalkan pantai. Pada malam harinya, kami sudah kembali lagi ke rumah kami di tepian pantai," tambahnya.

Mengenai tanda peringatan tsunami, Target mengaku dirinya mendengar sirene dari perangkat EWS (Early Warning System/peringatan dini tsunami) yang terpasang di pelabuhan Jati. Sehari setelah gempa besar tersebut, Target menambahkan bahwa penduduk sudah kembali melakukan aktivitas seperti biasa. "Anak saya juga sudah kembali bersekolah keesokan harinya," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement