REPUBLIKA.CO.ID, VIENNA - Juara Liga Utama Inggris, Manchester City, berusaha agar lonceng gereja abad ke-13 puasa berbunyi alias tidak didentangkan sehingga mereka dapat tidur lebih lama di kamp latihan mereka di Gunung Tyrolean.
Namun, seperti dilaporkan Reuters, upaya itu gagal setelah pihak berwenang menolak mengabulkan permohonan mereka.
"Mereka mencoba untuk mengendalikannya dari pukul 08 sampai pukul 10 pagi, namun mereka tidak sukses," kata pejabat setempat di perkampungan Austria, Seefeld, dekat Innsburck.
Pejabat itu mengatakan bahwa pelatihan selama 12 hari ini memakan waktu tiga bulan untuk perencanaan. Penyusunan jadwal dimulai dari kedatangan sepuluh staf yang mengurus semua detail dari urusan keamanan sampai diet dan urusan tidur.
Soal fasilitas menginap, pemain ManCity cukup dimanja. Kamar kamar di hotel Klosterbraeu dilengkapi dengan matras istimewa yang didatangkan dari Roma dengan biaya 1.000 euro per buah.
Para pemain bertubuh tinggi seperti Yaya Toure (1,91 meter) juga tidak perlu khawatir soal kasur karena mendapatkan matras berukuran panjang yang khusus dibuat untuk dirinya.
Urusan perut, City juga ikut menerbangkan koki Italia mereka untuk mengawasi staf dapur perihal persiapan pasta, dan daging tanpa lemak.
Para pemain diperbolehkan memakannya, namun tidak boleh mengonsumsi mentega, kecap, atau saus, dan barang-barang di meha makan harus diatur dengan cara tertentu.
Wilayah ini cukup populer di tim-tim olahraga karena memiliki ketinggian 1.200 meter yang membuat program latihan dapat berlangsung lebih efektif.
Selain itu, perjalanan ke bandara Innsbruck dapat ditempuh dengan mudah, dengan fasilitas lokal yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki.
Setelah tiga sesi latihan dan makan berat dua kali sehari, ditambah jadwal pemijatan, para pemain memiliki waktu bebas setelah pukul 21.00. Kedatangan mereka mendapat perhatian dari penduduk setempat dan turis yang berkerumun di pintu masuk hotel, demikian disampaikan seorang ofisial.
