Efek Mitos Hambat Arus Lalu Lintas di Pantura

Rep: Andhi Iqbal/ Red: M Irwan Ariefyanto

Jumat 24 Aug 2012 08:55 WIB

Pekerja sedang menyusun rambu lalu lintas di jalan raya jalur Pantura. Foto: Republika/Tahta Aidilla Pekerja sedang menyusun rambu lalu lintas di jalan raya jalur Pantura.

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU - Adanya mitos pada perbatasan Subang-Indramayu di Jembatan Sukra, Indramayu, Jawa Barat, menimbulkan antrean sepanjang 500 meter. Kebiasaan masyarakat melempar uang di sepanjang jembatan tersebut membuat arus lalu lintas tersendat.

Masyarakat yang melintasi jalur tersebut percaya jika melemparkan uang di sepanjang jembatan, keselamatan mereka sampai tempat tujuan akan terjamin. Keyakinan tersebut bukan hanya menghambat perjalanan pemudik, tapi juga membahayakan warga sekitar.

Pasalnya, dengan munculnya mitos tersebut, banyak masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi itu justru berbondong-bondong memungut uang yang dilemparkan oleh pemudik. Mereka dengan sengaja menyeberang ke tengah jalan untuk mengambil uang itu meski kondisi jalan sedang ramai. Rohman, misalnya. Pria 48 tahun itu menyatakan, kalau ingin mendapatkan uang banyak, dia harus siap berlari ke tengah jalan atau merogoh-rogoh uang di kolong mobil yang melintas. “Harus pintar-pintar cari celahnya,” kata Rohman.

Pedagang asongan asal Subang tersebut mengaku diajak oleh salah seorang temannya untuk ikut memungut uang di tempat itu. Dia menyatakan, sejak Kamis pagi arus balik mudik telah ramai sehingga laik baginya mendapatkan rezeki dadakan di jembatan yang dianggap kramat ini.

Kenyataannya, apa yang diharapkan Rohman tidak cukup memberinya kepuasan. Dia justru hanya mendapatkan Rp 5.000 dari hasil memungut sejak siang hingga sore hari. Seorang pemudik mengatakan, sebenarnya momentum semacam ini justru salah bila dianggap sebagai ajang mencari rezeki dadakan, melainkan lebih tepatnya mencari maut.

Tadi pagi terpantau seorang anggota kepolisian mengimbau pemudik untuk tidak melemparkan uang di jembatan tersebut. Namun, imbauan itu tidak begitu berpengaruh pada pola pikir warga yang seolah mewajibkan diri dengan keyakinan membuang uang demi keselamatan dalam perjalanan.