Kamis 18 Oct 2012 07:47 WIB

Anggito akan Negoisasi Ulang Layanan Transportasi

Red: Taufik Rachman
Transportasi jamaah haji di Makkah.
Foto: Republika/Heri Ruslan
Transportasi jamaah haji di Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH--Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI Anggito Abimanyu menyatakan akan menegosiasi ulang layanan transportasi agar jamaah mendapat bus yang lebih layak.

Anggito seusai meninjau pelayanan bagi jamaah haji Indonesia di Bandara King Abdul Azis Jeddah, Kamis, mengatakan keinginannya agar semua jamaah mendapat bus yang mampu menampung koper jamaah lebih luas.

"Saya mau busnya yang menampung koper jamaah di bawah badan bus bukan di atas atap," kata Anggito sambil menunjukkan foto bus yang dimaksud dalam ponselnya.

Anggito mengamati pelayanan bagi jamaah sejak kedatangannya di King Abdul Azis Kamis dini hari dan ketika menjemput Menteri Agama RI Suryadharma Ali Kamis malam waktu setempat.

Dia juga menyesalkan terbakarnya bus yang mengangkut jamaah dari Madinah ke Makkah yang seharusnya tidak terjadi karena Muasasah (otoritas pelayanan haji Saudi) dan Naqaba (konsorsium perusahaan bus Saudi) sudah berjanji memberikan pelayanan terbaik.

Pemerintah Indonesia sudah mengirim surat protes ke Kementrian Urusan Haji Saudi, ke Muasasah wilayah Asia Tenggara dan Naqaba atas bus yang terbakar bersama koper jamaah tersebut.

Anggito menginginkan pengalihan layanan bus tersebut dari Naqaba ke perusahaan bus Saptco pada musim haji ini juga. "Sedang dihitung konsekwensi pembiayaannya dan jika disetujui maka jamaah haji Indonesia musim haji ini juga mendapat bus yang lebih baik," kata Anggito.

Pelayanan melalui konsorsium perusahaan bus yang tergabung dalam Naqaba memang memiliki kualitas bus yang berbeda-beda.

Sejumlah perusahaan memiliki bus berkualitas pariwisata dengan penyimpanan koper di bagian

bawah badan bus, tetapi tidak sedikit yang mengoperasikab bus model lama dengan penyimpanan koper di atas atap bus.

Petugas pelayanan Indonesia di Bandara King Abdul Azis Jeddah acap kali tidak mempunyai pilihan, terutama di gelombang kedua kedatangan jamaah saat ini, agar tidak terjadi penumpukan dan jamaah tidak menunggu lama maka bus kualitas apa pun terpaksa digunakan.

Naqaba mengoperasikan bus secara bergilir, jika jamaah Indonesia mendapat giliran bus yang baik maka kopernya berada di badan bawah bus dengan kenyamanan lebih baik, jika tidak maka kopernya ditaruh di atas atap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement