Senin 05 Nov 2012 05:00 WIB

Terima Tebusan Perompak Somalia Bebaskan Dua Sandera

Red: Taufik Rachman
Salah seorang perompak Somalia.
Foto: shanghaiist.com
Salah seorang perompak Somalia.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perompak Somalia membebaskan dua sandera Seychelles setelah menahan mereka selama setahun, kata sejumlah pejabat dari kedua negara tersebut.

Kedua nelayan itu dibajak pada November tahun lalu di kapal mereka, Aride, sekitar 65 mil sebelah barat Mahe di Seychelles dan dibawa ke kota pelabuhan Hobyo, Somalia, sebuah pangkalan para perompak, sebelum dibawa ke wilayah tengah negara itu di Adado, tempat mereka ditahan.

"Kantor presiden mengkonfirmasi bahwa -- setelah upaya menyeluruh Presiden James Michel -- Rolly Tambara dan Marc Songoire dibebaskan di Somalia, tempat mereka disandera selama setahun terakhir," kata kantor presiden Seychelles dalam sebuah pernyataan.

"Kedua nelayan Seychelles itu kini berada di sebuah tempat yang aman dan pengaturan sedang dilakukan bagi kepulangan mereka ke Seychelles dengan sarana paling cepat," katanya.

Seorang perompak bernama Mohamed dari Adado mengatakan pada Sabtu larut malam, penculik telah menerima uang tebusan tiga juta dolar. Konfirmasi independen mengenai hal ini belum bisa diperoleh.

Minggu, komisaris wilayah Adado, Somalia tengah, Ahmed Salad, mengatakan kepada Reuters, kedua orang itu diterbangkan setelah negosiasi dengan pemerintah Somalia dan Seychelles.

Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu sejak 2008.

Menurut Ecoterra International, organisasi yang mengawasi kegiatan maritim di kawasan itu, lebih dari 40 kapal asing dan lebih dari 500 pelaut hingga kini masih ditahan oleh perompak.

Kapal-kapal perang asing berhasil menggagalkan sejumlah pembajakan dan menangkap puluhan perompak, namun serangan masih terus berlangsung.

Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement