Selasa 18 Jun 2013 14:58 WIB

LPP Gelar 'Workshop' Pengobatan Alternatif

Rep: Heri Purwata/ Red: Djibril Muhammad
Pengobatan alternatif, ilustrasi
Pengobatan alternatif, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta menggelar workshop pengobatan alternatif bagi karyawanan badan usaha milik negara (BUMN). Hal itu, menyusul membengkaknya dana kesehatan di sejumlah BUMN.

Demikian diungkapkan Koordinator Bina Lingkungan LPP, Yogyakarta, Esmet Untung Mardiyanto, kepada wartawan di Yogyakarta, Selasa (18/6). Workshop ini melengkapi pelatihan tenaga kerja yang akan diterjunkan pada perusahaan perkebunan.

Dijelaskan Untung, ide untuk menggelar workshop Miracle Healing atau pengobatan alternatif ini diilhami membengkaknya dana kesehatan bagi PTPN X Surabaya. Pada 2012, tercatat dana kesehatan di perusahaan tersebut mencapai Rp 65 miliar. 

"Perusahaan tersebut berkeinginan untuk mengurang dana kesehatan, tetapi tidak mengurangi kualitas kesehatan karyawannya," kata Untung yang juga dosen LPP ini.

Saat ini, Untung melanjutkan, saat ini banyak orang menderita penyakit kanker, radang sendi, nyeri, tulang keropos, sakit lambung, darah tinggi, jantung, gula darah, kegemukan dan lain-lain. Mereka sudah mengeluarkan banyak uang untuk kesembuhan, namun hasilnya belum memuaskan.

"Kini sudah ditemukan metode yang terbukti mudah dan murah yang bersumber pada ilmu kedokteran Barat dan Timur untuk mengatasi penyakit tersebut," katanya menegaskan.

 

Metode ini telah terbukti bagi karyawan yang memasuki masa pensiun, namun sering sakit-sakitan. Setelah diterapkan pembekalan sebelum pensiun ternyata penyakitnya bisa sembuh.

"Workshop ini meliputi manfaat makanan dan herbal untuk kesembuhan, emotional freedom technique, senam akupungtur, senam otak, neuro linguistic program, dan lain-lain," kata Untung menjelaskan.

Workshop akan diisi Zaenal Muttaqien, dosen Fakultas Kedokteran UGM dan Esmet Untung Mardiyatmo. Sedangkan tempatnya, LPP Covention Hotel, Sabtu-Ahad (29-30/6).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement