Rabu 26 Jun 2013 11:17 WIB

Radio, Lebih dari Sekadar Suara

Red: Zaky Al Hamzah
Penyiar radio Jakarta Islamic Center (JIC) saat siaran di Kompleks Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara.
Foto: Republika/Prayogi
Penyiar radio Jakarta Islamic Center (JIC) saat siaran di Kompleks Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, Meski digempur beragam teknologi pemutar musik, seperti MP3, MP4, maupun Ipod, radio tetap eksis sampai saat ini. Bahkan, pemancar stasiunnya pun terus bertambah.

Tak hanya di Jakarta, radio mampu membuat pendengarnya di berbagai kota selalu saja setia. Kini, penikmat radio atau yang lebih dikenal dengan “pendengar” semakin bertambah tiap tahunnya.

Tiap-tiap pendengar biasanya memiliki acara favorit di radio. Jadi, biasanya tak sedikit yang menyisihkan waktunya untuk mendengarkan stasiun radio favorit.

Menurut Head of Marketing Public Relation Gen FM Ainur Rafikah, saat ini radio dapat menjadi penghapus obat penat bagi para pendengar secara lengkap. Tak hanya karena musik hit yang sering diperdengarkan, tapi juga beragam info terkini yang dikemas menarik dan menyenangkan.

Meski, menurut wanita yang biasa disapa Fika ini, durasi untuk penyiar memang lebih sedikit dari musik yang diputar. Namun, tidak menghapus eksistensi dan keberadaan penyiar.

Sebab, penyiar memang sengaja ditempatkan layaknya “teman” yang menyenangkan bagi para pendengar. “Penyiar dihadirkan untuk menemani keseharian pendengar. Tanpa ada unsur menggurui,” ujar Fika.

Musik-musik yang diputar juga sudah bukan sembarang musik. Melainkan musik-musik dunia dari berbagai genre yang sedang hit saat ini.

Mulai dari musik Indonesia, Barat, hingga Korea. Sehingga, tiap-tiap pendengar dapat mendengarkan musik kesukaannya sekaligus mengetahui info terkini lewat satu media, yakni radio. “Inilah yang membedakan stasiun radio dengan MP3, Ipod, atau yang lainnya,” ujarnya.

     

Selain itu, radio juga selalu berusaha menyajikan program menarik yang modern dan sesuai zaman. Baik dari segi lelucon, konsep acara, maupun kata-kata yang diucapkan penyiar.

Oleh karena itu, pendengar menjadi lebih update dan gaul ketika mendengarkan siaran radio. “Kita selalu melihat pasar. Apa yang sedang disukai saat ini, kita ikuti,” katanya.

Di tengah persaingan abadinya dengan stasiun televisi, radio tak menganggap ketiadaan unsur visual sebagai kekurangan. Untuk tetap hadir di kompetisi, radio mengoptimalkan konsep verbal yang dimiliki.

Misalnya, dengan memperdengarkan para artis yang sedang hit, menyanyi, curhat, atau bahkan jalan-jalan bareng.

Menurut Fika, saat ini pihaknya menyajikan sejumlah acara yang tidak berbeda dari media visual agar dapat mendekatkan pendengar dengan para musikus favoritnya. Salah satunya dengan acara Ganaskustik, tempat mempertemukan fans dan musisinya dalam satu tempat yang siarannya berpindah-pindah.

Hal itu dilakukan agar dapat menjangkau para pendengar di seluruh wilayah. Dengan acara ini, Gen FM berusaha memberi akses kepada fans untuk jalan bareng dengan artis idolanya.

Konsep acara seperti ini, diakui Fika memang juga dimiliki oleh stasiun radio lainnya. Dengan begitu, ia melanjutkan, radio akan mampu mempertahankan keberadaannya di tengah terpaan perubahan zaman. Meski, inovasi tetap saja harus terus dilakukan. “Kita terus akan lakukan inovasi sesuai keinginan pendengar,” ujarnya.

 

Penghilang Kejenuhan

Kondisi lalu lintas Jakarta yang macet, ditambah padatnya pekerjaan mendatangkan rasa penat dan bad mood yang tak terelakkan. Sehingga, hampir semua orang memerlukan hiburan untuk mengatasi kejenuhan yang tak berkesudahan.

Musik memang dapat menjadi pilihan tepat untuk menghilangkan segala penat. Tapi, untuk menumbuhkan semangat dan senyum, juga diperlukan hiburan lelucon yang segar.

Kedua hal ini dapat ditemukan pada siaran di stasiun radio. Tak heran, banyak masyarakat di perkotaaan menjadi pendengar aktif hasil temuan Marconi, penemu asal Italia, ini.

Salah satunya adalah Dewi Novianti. Dara berusia 23 tahun ini mengaku lebih suka mendengarkan radio dibandingkan dengan pemutar musik biasa, seperti MP3, MP4, dan Ipod.

Karena, kata dia, selain dapat mendengarkan musik, dia juga sekaligus mendapat beragam hiburan lainnya. Mulai dari jokes menghibur dari para penyiar hingga info terkini. “Radio bisa menghilangkan bete. Kalau MP3 dan yang lainnya, hanya ada lagu saja,” ujarnya.

Tak hanya itu, menurut Dewi, radio juga banyak memberikan tips bermanfaat untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

Lebih sedikitnya porsi penyiar dibanding dengan lagu yang diperdengarkan, menurut Dewi, saat ini sudah merupakan pilihan yang ideal. “Tujuan kita mendengarkan radio adalah mendengar lagu. Tapi, jangan dihilangkan juga porsi penyiar yang selama ini selalu jadi pelengkap,” ujarnya.

Lagu-lagu yang ada di radio, Dewi melanjutkan, selama ini merupakan lagu pilihan yang sedang hit dan tak ketinggalan zaman. Sehingga, sebagai pendengar yang tidak ada waktu untuk mengunduh lagu terbaru, bisa tetap keep up dan mendengar beragam lagu yang sedang in.

Meski mampu bersaing dengan berbagai perkembangan teknologi, radio masih harus berhadapan dengan permasalahan klasik. Jaringan frekuensi yang jelek dan sering hilang dari pendengaran, masih menjadi bagian tak terpisahkan dari radio.

Tidak enaknya menjadi pendengar radio, kata Dewi, adalah suara yang amburadul di beberapa situasi tertentu, seperti di tengah hujan lebat. “Mudah-mudahan stasiun radio terus memperbagus jaringan demi kenyamanan pendengar,” ujarnya.

Konsep Stasiun Radio Masa Kini

1.    Mengikuti keinginan pendengar.

2.    Selain rajin melakukan survei, saat ini radio juga rajin berkolaborasi dan berkomunikasi langsung dengan pendengar. Hal ini dilakukan agar radio mendapat gambaran yang jelas tentang beragam tren yang tengah digandrungi pendengar saat ini.

3.    Survei lagu nge-hit yang akan diperdengarkan berkali-kali dalam sehari.

4.    Menghadirkan penyiar yang menyenangkan, lucu, dan bersahabat.

5.    Program acara selalu disesuaikan deangan kondisi saat ini. n aghia khumaesi ed: setyanavidita livikacansera

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement