Senin 19 Aug 2013 06:09 WIB

RI Jadi Tuan Rumah Konferensi Penyelundupan Manusia Internasional

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: A.Syalaby Ichsan
Indonesian Minister of Foreign Affairs Marty Natalegawa (file photo)
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Indonesian Minister of Foreign Affairs Marty Natalegawa (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan jadi tuan rumah "Special Conference on Irregular Movement of Persons” di Jakarta, Selasa (20/8) yang akan membahas penyelundupan manusia dan perdagangan orang.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (18/8), Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa akan memimpin konferensi tersebut.

Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Menteri ini merupakan inisiatif Presiden Indonesia untuk mendorong penyelesaian persoalan penyelundupan manusia dan perdagangan orang di Kawasan Asia Pasifik yang menunjukkan kecendrungan meningkat selama beberapa tahun terakhir.

Sejumlah menteri dan pejabat Tinggi dari 14 negara di Kawasan Asia Pasifik yang paling terkena dampak dari persoalan migrasi ilegal yaitu Afghanistan, Australia, Bangladesh, Filipina, Iran, Indonesia, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Papua Nugini, Selandia Baru, Sri Lanka, dan Thailand.

Selain itu, dua organisasi internasional yaitu Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan Badan Pengungsi PBB (UNHCR) akan hadir pada konferensi ini.

Kemenlu berharap, konferensi ini diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah kongkret serta komitmen bersama diantara negara-negara asal, transit, dan tujuan dalam penanganan penyelundupan manusia serta perdagangan orang di kawasan yang akan difokuskan pada empat aspek yaitu pencegahan, deteksi dini, perlindungan dan tindakan hukum.

Sebagai salah satu negara yang masuk di dalam kategori negara asal korban kejahatan perdagangan orang dan transit penyelundupan manusia, Indonesia selama ini telah memberikan kontribusi nyata di dalam upaya penanggulangan kejahatan perdagangan orang dan penyelundupan manusia di kawasan Asia Pasifik.

Upaya tersebut antara lain dengan menjadi Co-Chair Bali Process on People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime yang beranggotakan 45 negara anggota dan tiga organisasi internasional.

Dengan penyelenggaraan Konferensi ini, Indonesia semakin menegaskan kepemimpinan dan peran aktifnya dalam mencari solusi bersama persoalan penyelundupan manusia dan perdagangan orang di kawasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement