Senin 02 Sep 2013 19:19 WIB

Peneliti Prihatin Promosi Alkohol Lewat Media Sosial

Red: Dewi Mardiani
Minuman Beralkohol (Ilustrasi)
Minuman Beralkohol (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Satu dokumen penelitian yang disiarkan di Medical Journal of Australia (MJA), edisi Agustus, menyampaikan keprihatinan mengenai cara merek alkohol terkenal mempromosikan produk mereka kepada generasi muda melalui media sosial, seperti Twitter.

Tim penelitian dari School of Business di University of Western Sydney (UWS) meneliti promosi alkohol di Twitter oleh tujuh merek alkohol paling terkenal di dunia selama enam bulan, demikian siaran pers UWS yang dilaporkan ABS News, Senin (2/9).

Para peneliti tersebut menyatakan di dalam surat itu Twitter menyediakan saluran lain media sosial untuk mempromosikan alkohol, terutama kepada orang dewasa muda, pengguna terbanyak Twitter. Menurut data yang disebutkan di dalam dokumen itu, sebanyak 26 persen orang yang berusia antara 18 dan 29 tahun menggunakan Twitter, hampir dua kali lipat pengguna yang berusia 30 sampai 49 tahun.

Penelitian tersebut mendapati bahwa meskipun setiap perusahaan memiliki pengikut yang relatif sedang di Twitter, promosi mereka seringkali "di-tweet" ulang ke pemirsa sekunder yang jauh lebih banyak, mungkin yang berusia di bawah 18 tahun. Studi itu, yang dilaporkan Xinhua, menekankan contoh kegiatan yang disponsori minuman beralkohol di Twitter.

Perusahaan tersebut, yang memproduksi salah satu minuman alkohol paling laris di Amerika Serikat, mengirim 286 tweet ke lebih dari 15.000 pengikutnya dan memproduksi re-tweet sebanyak 13.523 kali selama studi enam bulan tersebut.

"Twitter adalah landasa yang relatif baru buat perusahaan, dan apa yang kami temukan ialah itu tampaknya menjadi cara yang sangat efisien untuk mempromosikan barang dagangan mereka. Selain kepada pemirsa langsung mereka, mereka tentu saja memperoleh pemirsa kedua," kata Dr Ann Dadich, penulis bersama artikel penelitian tersebut.

Studi itu juga mendapati bahwa pengguna kata-kata pembuka yang keras mendorong pemirsa dengan mengaitkan promosi alkohol dengan acara sosial yang terkenal seperti pertandingan olah raga dan konser. "Penggunaan kata pembuka yang keras oleh perusahaan alkohol mengingatkan kami pada praktik lama perusahaan tembakau, yang mengaitkan merek dagan mereka dengan tema positif," kata para penulis artikel itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement