Kamis 14 Nov 2013 10:32 WIB

Batuk Lama, Virus atau Stres?

Rep: Indah Wulandari/ Red: Citra Listya Rini
Batuk. Ilustrasi
Foto: .
Batuk. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batuk yang acapkali dianggap enteng ternyata bisa menjadi indikasi penyakit berat. Selain mencegah serangan virus luar, menghindari stres juga ampuh menanggulangi batuk berkepanjangan yang terjadi lebih dari sepekan.

 “Saya menderita batuk sudah cukup lama.Batuk ini terjadi tidak terus-menerus sepanjang hari, tetapi kalau sudah menyerang,cukup merepotkan. Saya pikir ini mungkin karena rokok yang saya hisap. Dua-tiga bulan terakhir malah bertambah sering dan badan sedikit menurun beratnya,” kata salah satu karyawan swasta di Jakarta, Amiruddin Zuhri (26 tahun).

Seiring keluhan yang kian bertambah akibat batuk yang kerap menyerang, Amir mulai mengurangi rokok dan  makan lebih banyak. Namun, batuknya sudah sebulan lebih masih menyerang. Ia pun dilanda kekhawatiran batuknya berhubungan dengan penyakit berbahaya atauk kanker paru-paru.

Spesialis Kedokteran Okupasi Rumah Sakit Royal Progress, Sunter dr Suryo Wibowo, MKK Sp.Ok menjelaskan, ada beberapa penyebab batuk berkepanjangan. Salah satunya jika ditandai tubuh yang makin mengurus dan mengenai seorang perokok, bisa jadi merupakan gejala TBC atau kanker paru-paru.

“Sebagai gejala,batuk bisa sebagai macam-macam petunjuk adanya penyakit. Misalnya radang menahun pada paru-paru dan salurannya atau bronchus,” terang Suryo.

Radang ini dapat terjadi karena rangsangan terus-menerus oleh pengaruh dari luar termasuk asap rokok. Tapi, jika gejala tadi diremehkan bisa fatal akibatnya kalau sampai dijumpai darah dalam dahak. 

Jenis batuk juga terklasifikasi sebagai batuk basah (berdahak) dan batuk kering (tidak berdahak). Batuk rejan atau dikenal dengan batuk 100 hari masuk dalam kelompok batuk kering. Batuk jenis ini menyerang balita yang diberikan imunisasi DPT, jarang terjadi pada orang dewasa.

Batuk jangka panjang ternyata juga bisa dipicu oleh faktor di luar paru-paru. Misalnya karena gangguan pada lambung dan saluran makanan dekat lambung. Pembesaran jantung kiri pun dapat mengundang gejala batuk. Intinya, sebut Suryo, batuk sebagai penyakit punya tiga sebab yakni virus, kuman dan alergi.

Pengurus Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (Perdoki) ini mencermati, di Indonesia batuk karena virus itulah yang umum diderita. Begitu pula batuk karena kuman misalnya TBC dan bronchitis. 

Dia pun mencontohkan, batuk karena alergi contohnya asma, batuk ini disertai dengan sesak nafas. “Jika batuk sudah kronis, pastinya segera dibawa ke dokter,” kata Suryo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement