Senin 18 Nov 2013 15:41 WIB

Perahu Sampah Diterjunkan untuk Tangani Sampah di KBT

Rep: MG30/ Red: Dewi Mardiani
Truk sampah
Foto: Blogspot
Truk sampah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -– Dinas Kebersihan DKI Jakarta tengah melakukan uji coba perahu dan kapal sampah dalam melakukan penanganan sampah di Kanal Banjir Timur (KBT). Uji coba telah dilakukan sejak pekan lalu. 

‘’Penggunaan kapal masih dalam pengkajian efektif atau tidak. Ini sedang kita uji coba,” ujar Kadis Kebersihan DKI Jakarta, Unu Nurdin, Senin (18/11).

 

Sampah kini semakin menjadi momok bagi masyarakat, khususnya pada musim hujan. Sampah di perairan juga membuat masyarakat khawatir akan merusak ekosistem perairan. Rendahnya tingkat disiplin warga ditambah kurangnya pengawasan dari petugas membuat aliran KBT dipenuhi sampah.

 

Sebelumnya, penanganan sampah masih menggunakan metode konvensional secara manual yang dilakukan oleh pekerja lepas. Mereka  dibantu dengan peralatan seperti sekat, getek, eskavator, dan wheel loader. Kini, terdapat 10 kapal rakit berbahan styrofoam yang dipakai untuk membersihkan sampah di aliran KBT.

Unu mengatakan, kapal yang tengah diuji cobakan itu ada di kawasan Marunda, Jakarta Utara. Selain itu, pengoperasian tiga kapal mesin juga diuji coba di kawasan Ujung Menteng, Cakung. "Untuk kapal mesin, kapasitas angkutnya bisa dua sampai empat ton sampah. Untuk kapal rakit, kapasitasnya sekitar dua kubik sampah." 

Cara kerja perahu dan kapal ini sederhana. Unu menjelaskan, dalam pergerakannya, perahu atau kapal itu akan selalu sejajar dengan tepi pantai atau sungai hingga mencapai batas yang ditentukan. Setelah itu, kapal kemudian memutar menuju ke arah yang berlawanan, namun beda lintasan.

 

Semua sampah yang masuk, jelasnya, dapat berupa kayu ataupun plastik. Setelah bagian rang besi yang berfungsi sebagai penampung sampah penuh, barulah isi tampungan dimasukkan ke dalam kantong sampah yang akan di bawah ke TPA.

 

Pengangkutan sampah dari kanal dilakukan dengan truk sampah, kemudian dikumpulkan di TPS yang terletak di  empat lokasi, yakni di Kali Angke (Pesing), Spillway Pluit, Pintu Air Manggarai  dan Kali Sunter (Perintis Kemerdekaan). Selanjutnya, sampah tersebut diangkut menggunakan truk tronton ke TPST Bantargebang.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ نُهُوْا عَنِ النَّجْوٰى ثُمَّ يَعُوْدُوْنَ لِمَا نُهُوْا عَنْهُ وَيَتَنٰجَوْنَ بِالْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَتِ الرَّسُوْلِۖ وَاِذَا جَاۤءُوْكَ حَيَّوْكَ بِمَا لَمْ يُحَيِّكَ بِهِ اللّٰهُ ۙوَيَقُوْلُوْنَ فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ لَوْلَا يُعَذِّبُنَا اللّٰهُ بِمَا نَقُوْلُۗ حَسْبُهُمْ جَهَنَّمُۚ يَصْلَوْنَهَاۚ فَبِئْسَ الْمَصِيْرُ
Tidakkah engkau perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu (Muhammad), mereka mengucapkan salam dengan cara yang bukan seperti yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri, “Mengapa Allah tidak menyiksa kita atas apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Maka neraka itu seburuk-buruk tempat kembali.

(QS. Al-Mujadalah ayat 8)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement