Selasa 03 Dec 2013 14:01 WIB

Uluran Persahabatan dari Joachim Gauck

Red: Damanhuri Zuhri
Bocah Muslim Jerman. Ilustrasi
Foto: coptsunited.com
Bocah Muslim Jerman. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ferry Kisihandi

Joachim Gauck mengulurkan persahabatan. Ia bersikap hangat pada keberadaan Muslim. Presiden Jerman ini memandang, Muslim merupakan bagian tak terpisahkan dari masyarakat negaranya. “Jerman adalah tanah kita bersama.” Ia mengacu pula pada Muslim Jerman.

Pernyataan simpatik itu ia lontarkan saat mengunjungi Pusat Teologi Islam Universitas Munster, Jerman, Kamis (28/11). Ia menambahkan, sampai saat ini lebih dari 2.000 tempat ibadah dan masjid berdiri di berbagai kota di Jerman. Ini bukti Muslim diterima.

Menurut Gauck, keberadaan fakultas atau pusat studi Islam di universitas-universitas juga menjadi bagian penting sejarah negeri ini. Fakultas tersebut, kata dia, merupakan kesepakatan pragmatis yang bermanfaat di masa depan.

Setiap hari, banyak Muslim yang masuk Jerman dan ikut membangun Jerman. Melalui lembaga pendidikan teologi Islam, pemerintah ingin membantu memberikan pelajaran Islam di sekolah, masjid, maupun universitas. Ini membantu integrasi mereka.

“Islam merupakan agama minoritas terbesar di Jerman,” kata Gauck, seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu. Terdapat sekitar empat juta Muslim tinggal di Jerman. Setengah dari mereka memiliki kewarganegaraan ganda.

Kebanyakan Muslim berasal dari Turki. Sebagian kecil lainnya datang dari Pakistan, Iran, dan Afghanistan. Sikap toleran Gauck terhadap Islam dan Muslim tak sekali ini saja. Pernyataan simpatik pernah ia sampaikan saat berkunjung ke Masjid Sehitlik di Berlin, 23 Oktober 2012.

Saat itu, ia mengatakan, Muslim tak terpisahkan dari masyarakat Jerman secara keseluruhan. “Saya ke sini karena dorongan hati sendiri,” katanya menegaskan. Menurut dia, mungkin ada perbedaan dalam budaya, tetapi banyak hal lain yang bisa menyatukan semua.

Ia mendorong warga Jerman tak mengkhawatirkan konsep keberagamaan. Karena itu, ia berharap multikulturalisme dapat berkembang dengan baik. Krisis ekonomi yang melanda Eropa akhir-akhir ini memang melahirkan perdebatan panas.

Terutama, mengenai keberadaan para imigran Muslim. Bahkan, jajak pendapat yang dilakukan Universitas Munster mengungkapkan, pandangan warga Jerman terhadap Muslim lebih negatif. Ini jika dibandingkan dengan warga Eropa lainnya.

Agustus 2012, Der Spiegel juga sempat mengingatkan, Jerman berkembang menjadi tak toleran terhadap minoritas Muslim. Tapi, pernyataan Joachim Gauck semoga membalik semua kekhawatiran tersebut dan Jerman menjadi tanah menentramkan juga bagi Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement