Sabtu 11 Jan 2014 00:18 WIB

Burung Maleo Mamuju Mesti Dilestarikan

Red: Dewi Mardiani
Burung Maleo
Foto: Wordpress
Burung Maleo

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Asisten I Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat mengatakan, keberadaan satwa langka burung Maleo di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) Provinsi Sulbar, mesti dilestarikan.

"Keberadaan satwa langka burung Maleo, kini terancam punah karena hewan khas yang hanya terdapat di pulau Sulawesi ini semakin sulit ditemukan habitatnya," katanya di Mamuju, Jumat (10/1).

Ia mengatakan, kondisi itu tidak bisa dibiarkan sehingga mesti dibuat peraturan daerah (Perda) untuk melindungi satwa langka Maleo itu. "Mateng yang baru terbentuk menjadi daerah otonom baru tahun ini, mesti menyusun Perda untuk melindungi burung Maleo, agar masyarakat tidak lagi memburunya mengambil telurnya, yang dapat mengancam kepunahannya," katanya.

Menurut dia, Pemkab Mateng juga mesti punya rencana membangun areal hutan yang dapat menjadi sarang burung Maleo melansungkan hidupnya, atau sebagai habitat barunya yang jauh dari masyarakat yang dapat mengusiknya. Ia juga meminta agar eksploitasi hutan bakau tempat Maleo hidup dihentikan, karena itu juga bagian dari bentuk pelestarian alam.

Jamil mengatakan, dulu banyak burung Maleo di sejumlah pesisir pantai Mateng, dan kini sulit untuk menemukan populasi Maleo. "Habitat spesies endemik kedua setelah hewan Anoa di pulau Sulawesi ini dulunya banyak dijumpai di Tanjung Labuang Patagang, Desa Kambunong, Kecamatan Budong-Budong Kabupaten Mateng," katanya.

Menurutnya, burung Maleo yang mendiami kawasan tanjung berpasir putih itu sebelumnya agak sulit diusik manusia karena takut dengan serangan nyamuk yang cukup "ganas", namun kini habitatnya hampir hilang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement