Rabu 05 Feb 2014 09:04 WIB

Makna Sabar (1)

Rep: Ratna Ajeng Tejomuki/ Red: Endah Hapsari
Sabar dalam sebuah pendakian (ilustrasi)
Foto: kemlu.go.id
Sabar dalam sebuah pendakian (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Tanah Air telah banyak memakan kerugian tak hanya materi, tetapi juga korban jiwa. Ragam cobaan itu menuntut sikap arif dan kesabaran level tinggi dari siapa pun pihak yang tertimpa musibah tersebut. Sabar menjadi peneduh sekaligus oase di tengah merosotnya frekuensi iman. Apa sebetulnya makna dan esensi sabar?

Mengutip Ensiklopedi Tasawuf Imam Ghazali karya Luqman Junaedi, sabar memiliki arti yang cukup luas. Sabar tidak hanya dilakukan ketika seseorang tertimpa musibah. Tetapi, apa pun pekerjaan yang dilakukan dan diterima harus dibarengi dengan sikap sabar.

Sabar bisa berarti dapat menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam. Menahan diri dalam keadaan lapang dan keadaan sempit dan dari hawa nafsu yang menggoyahkan iman.

Sabar adalah salah satu tingkatan maqamat yang harus dilalui oleh setiap manusia yang beriman. Manusia yang ingin berada dalam jalan Allah SWT akan melalui jalan tersebut dengan sabar.

Masih dalam buku yang sama, menurut Sahla, sabar adalah mengharapkan kebahagian dari Allah dan sesuatu yang paling mulia juga utama. Menurut sufi lain, sabar adalah berlaku sabar dengan kesabaran dengan artian tidak mencari kebahagiaan dan kesenangan dalam bersabar.

Sedangkan, menurut pendapat Abu Ismail al Harawi dalam Kitab Manazil as- Sairin, sabar adalah menahan diri dari hal-hal yang tidak disenangi dan menahan lisan agar tidak mengeluh dan sabar yang paling lemah adalah sabar karena Allah.

Meski demikian, Ibnu Taimiyah mengatakan sabar dalam menghadapi musibah merupakan sikap sabar yang paling mendominasi. Jika seseorang memiliki stres, risih, resah, dan susah maka sebaik-baiknya senjata adalah bersabar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement