Jumat 14 Mar 2014 23:18 WIB

Saladin, Kisah dan Mitos Kepahlawanan (4)

Red: Chairul Akhmad
Salahuddin al-Ayubi atau Saladin (ilustrasi).
Foto: Wikipedia.org
Salahuddin al-Ayubi atau Saladin (ilustrasi).

Oleh: Ani Nursalikah

Ketika Saladin merebut kembali kota itu, tidak ada penodaan tempat-tempat suci. Para peziarah Kristen diizinkan memasuki tempattempat ibadah me reka.

Sang sultan tampaknya merasa tang gung jawab barunya menuntut untuk lebih menahan diri. Beberapa tahun kemudian, saat pengepungan Acre yang terkenal, Raja Inggris Richard the Lion Heart melanggar kesepakatan dan membantai seluruh 3.000 penjaga kota.

Saladin memaafkan kejahatan Richard ini. Selama pertempuran di Jaffa, kuda Richard tewas di hadapannya. Saladin lalu mengiriminya kuda pengganti disertai pesan, “Tidak benar prajurit yang begitu berani harus bertempur tanpa kuda.”

Saladin lebih memilih negosiasi dan diplomasi daripada pertempuran. Perang baginya adalah sarana terakhir yang diperlukan untuk mencapai tujuan setelah usaha lain gagal. Berulang kali ia menemukan dirinya dalam kesulitan karena usahanya mengobarkan perang yang manusiawi.

Meskipun di Barat ia digambarkan sebagai lonceng kematian Kristen dan musuh terburuk, ia tampaknya memiliki pendekatan bertingkat terhadap Kristen. Semangatnya tidak pernah goyah untuk mengusir kaum Franka keluar dari Tanah Suci. Tapi, ketika berhadapan dengan orang Kristen, ia menunjukkan rasa hormat dan bahkan mengagumi keyakinan mereka.

Hal ini dapat dilihat pada keputusannya untuk tidak meruntuhkan Gereja Makam Suci (Hoy Sepulchre). Para pendeta diberi keleluasaan untuk menerima peziarah.

Contoh negarawan

Saladin menyenangi catur, tapi hobi favoritnya adalah olahraga polo, terutama karena melibatkan kuda. Bisa dibilang kuda adalah ‘kelemahannya’ dan ia sering memberikan kuda sebagai hadiah khusus.

Dia bisa menyebutkan silsilah kuda Arab tanpa kesalahan sedikit pun. Setelah diangkat sebagai sultan Mesir pada 1169, pemilik sejarah Arab menyebut bahwa mulai saat itu Saladin tak lagi minum anggur serta meninggalkan kesenangan duniawi demi sumpahnya membebaskan Tanah Suci dari kaum Franka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement