Selasa 18 Mar 2014 19:57 WIB

Pemimpin Agama Sepakat Perangi Aksi Perbudakan

Rep: Indah Wulandari/ Red: Agung Sasongko
Perbudakan (Ilustrasi)
Foto: AFP
Perbudakan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Perwakilan agama-agama besar di dunia bertekad memberantas perbudakan modern dan perdagangan manusia yang ditandai dengan lahirnya Global Freedom Network (GFN) melalui penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian (memorandum of understanding/MoU) pada Senin (17/3) kemarin di Vatikan.

Perwakilan agama-agama yang menandatangani MoU tersebut di antaranya Rektor Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan dan Akademi Kepausan untuk Ilmu-ilmu Sosial Uskup Mancelo Sanchez Sorondo yang mewakili Bapa Suci Paus Fransiskus, Dr Mahmoud Azab yang mewakili Imam Besar Al Azhar Mesir, Uskup Sir David John Moxon yang mewakili Uskup Agung Canterbury Uskup Agung Justin Welby, dan pendiri Walk Free Foundation Andrew Forrest.

“Kami juga ingin melibatkan pemerintahan setempat dan perusahaan-perusahaan multinasional besar yang berkomitmen pada gerakan ini. Sekitar 50 perusahaan multinasional besar, 162 pemerintah dengan 30 kepala negara telah menyetujui gerakan ini untuk mendukung program pemberantasan perbudakan modern dan perdagangan manusia,” ujar Andrew Forrest.

Dalam kesepakatan dan perjanjian yang ditandatangani tersebut, semua pihak berkomitmen membangkitkan aksi global demi memberantas perbudakan modern dan perdagangan manusia. Rencana tindakan pada tahun pertama, sebut Forrest, fokus pada koreksi di internal.

Selain koreksi internal keagamaan, gerakan ini juga melibatkan kepemudaan, keluarga, sekolah, universitas, dan lembaga untuk memberi edukasi tentang hakikat perbudakan modern dan perdagangan manusia. Mulai dari cara melaporkan, dan daya rusak dari sikap sosial yang berbahaya ini dan prasangka serta sistem sosial yang terkait dengan perbudakan modern dan perdagangan manusia.

Setelah menandatangani pendirian Global Freedom Network tersebut, perwakilan dari setiap agama dan Walk Free Foundation membuat pernyataan bersama. Dalam pernyataan bersama itu dikatakan, perbudakan modern dan perdagangan manusia adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.

Eksploitasi fisik, ekonomi, dan seksual atas pria, wanita, dan anak-anak menjerumuskan 30 juta orang yang setiap harinya mengalami tindakan tidak berkeperikemanusiaan dan penghinaan. “Ketidakacuhan atas mereka yang mengalami eksploitasi harus disudahi. Kita menyerukan agar semua orang beriman untuk bergabung melawan perbudakan modern dan perdagangan manusia,” tegas Forrest.

Global Freedom Network bertujuan mengaktifkan cita-cita agama dan nilai kemanusiaan bersama menjadi kekuatan spiritual, upaya bersama, dan visi pembebasan untuk memberantas perbudakan modern dan perdagangan manusia di seluruh dunia.

Global Freedom Network adalah jaringan pertama di dunia yang menyatukan agama-agama besar dunia dalam satu misi untuk memberantas perbudakan global.  Salah satu mitra utama yang membantu merealisasikan hal ini adalah Andrew Forrest dari Walk Free Foundation. Memorandum Perjanjian ini mempunyai 48 tujuan pada tahun 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement