Sabtu 12 Apr 2014 01:00 WIB

Jalan Tol untuk Motor. Mungkinkah?

Red: Agung Sasongko
Pengendara sepeda motor diarahkan masuk ke ruas jalan tol untuk menghindari banjir di Tol TB. Simatupang, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (13/1). (Antara/Reno Esnir)
Pengendara sepeda motor diarahkan masuk ke ruas jalan tol untuk menghindari banjir di Tol TB. Simatupang, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (13/1). (Antara/Reno Esnir)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Siapa yang tak kenal dengan jalan tol? Hampir semua orang pasti mengenal jalan bebas hambatan ini, mulai dari pengguna jalan tol seperti supir angkutan umum, pengendara pribadi bahkan orang yang menggunakan fasilitas ini pun mengenalnya seperti pengguna sepeda motor hingga pejalan kaki.

Jalan tol digunakan sebagai alternatif untuk menghindari kemacetan. Biasanya digunakan untuk mempercepat waktu tempuh perjalanan. Banyak pengendara roda empat diuntungkan dengan keberadaan jalan tol. Pengguna jalan bebas dari hambatan karena jalan tol memang diciptakan tanpa lampu lalu lintas, perempatan jalan dan hal-hal lainnya yang ada di jalan non tol.

Tapi tak jarang jalan tol juga menjadi biang kemacetan. Menurut saya sendiri kemacetan tidak terjadi serta merta karena menumpuknya kendaraan. Ada banyak unsur yang melibatkanya, diantaranya pengguna jalan yang kurang tertib dan kendaraan yang jumlahnya terlalu banyak.

Untuk menikmati fasilitas jalan tol oleh pengelola jalan tidak diberikan secara cuma-cuma alias gratis. Ada biaya yang harus dibayarkan saat pengemudi melewati jalan ini.

Tapi sayangnya, jalan tol hanya bisa digunakan oleh kendaraan roda empat atau lebih. Bagaimana dengan pengguna sepeda motor? Sempat terlintas dibenak saya mengapa tidak dibuat saja jalan tol khusus pengguna sepeda motor.

Bayangkan saja jumlah pengendara motor di Indonesia sangat banyak, terutama di jalanan ibukota. Saya sendiri sebagai pengendara motor hafal betul jam-jam sibuk di Jakarta. Saya melihat pengendara sepeda motor cukup tertib jika tak ada angkutan umum yang berhenti sembarangan disekitar mereka.

Kalau ada jalan tol untuk motor mungkin saja kemacetan di Jakarta bisa berkurang. Pengendara motor akan mempunyai jalurnya sendiri dan tidak perlu mengganggu kendaraan jenis lain. Dan kalau ada jalan tol untuk motor, mungkin jalan biasa akan sepi dan hanya dipenuhi oleh angkutan umum saja.

Tetapi kemudian saya sadar, jalan tol memang bukan untuk motor dan pengendaranya. Mungkin saja jalan tol adalah hal yang merepotkan bagi pengguna motor. Mereka repot ketika akan mengeluarkan uang dari dompet karena mungkin saja dompet disimpan di tempat yang sulit dijangkau.

Atau justru mereka akan seenaknya menerobos pintu tol tanpa membayarnya. Kalau ada jalan tol untuk motor, mungkin saja para pengguna sepeda motor kerepotan ketika hujan. Para pengendara motor itu akan berbondong-bondong untuk menepi dan memakai jas hujan mereka atau sekedar untuk berteduh. Yang sayangnya, jalan tol tidak menyiapkan tempat berteduh.

Di atas semua itu, sejauh ini jalan tol untuk kendaraan roda empat atau lebih, merupakan hal yang baik dan bermanfaat bagi pengguna jalan. Saya sebagai penemudi mobil juga merasa terbantu karena adanya jalan tol. Saya bangga kepada seseorang yang mempunyai ide untuk membangun jalan tol.

Dan saya sarankan kepada pengendara motor untuk tidak berpikiran untuk mempunyai akses ke jalan tol. Karena tentunya sangat berbahaya, kalau dijalan raya biasa saja banyak yang kebut-kebutan apalagi nanti dijalan tol. Ya, cukuplah pengendara mobil yang merasakan asyiknya berkendara dijalan tol, asal jangan lupa memakai sabuk pengaman dan berhenti ketika mengantuk.

Penulis: Yesemia – Staff of Corporate Division Bina Nusantara English Club (BNEC)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement