Selasa 13 May 2014 07:31 WIB

Kapal Imigran di Italia Tenggelam, 14 Tewas

Rep: c70/ Red: Fernan Rahadi
Salah satu kapal imigran gelap (ilustrasi).
Foto: english.globalarabnetwork.com
Salah satu kapal imigran gelap (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPEDUSA -- Salah satu pejabat angkatan laut (AL) Italia mengatakan setidaknya 14 orang tewas ketika sebuah kapal yang membawa imigran tenggelam sekitar 100 mil dari Italia selatan pada Senin (12/5).

“Sekitar 200 imigran yang berada di kapal berhasil diselamatkan,” kata salah satu penjaga pantai Italia kepada kantor berita Agenzia Nazionale Stampa Associata (ANSA), Senin.

Dilansir dari website resmi Kementerian Dalam Negeri Libya, insiden tersebut terjadi sehari setelah sebuah kapal yang membawa imigran gelap juga tenggelam di lepas pantai Tripoli, Libya yang menewaskan sedikitnya 40 orang.

Pulau Lampedusa di Italia Selatan merupakan pulau terdekat dari Italia ke Afrika. Lampedusa tersebut merupakan pulau yang sering menjadi tujuan pengungsi yang ingin masuk ke negara Uni Eropa dari Afrika.

Sebelumnya diketahui, AL Italia telah menyelamatkan sekitar 2.000 imigran dalam lima hari terakhir. “Sulit menjaga arus imigran yang berusaha menuju ke tanah Eropa. Puluhan ribu orang berhasil diselamatkan dari laut Mediterania setiap tahun,” kata salah satu perwakilan dari kantor pusat penjaga perbatasan Eropa, Frontex seperti dikutip dari CNN.

Pada Oktober lalu, lebih dari 300 imigran Afrika meninggal akibat kapal yang karam. Hal tersebut mengejutkan dunia khususnya Italia. Anggota parlemen Uni Eropa lalu meninjau kembali kebijakan migrasi di negaranya.

Seorang pejabat di PBB mengatakan, saat ini sebuah operasi penyelamatan sedang dijalankan oleh pemerintah Italia setelah sebelumnya menyelamatkan lebih dari 20 ribu orang di laut sampai awal April ini. Hampir 43 ribu imigran tiba di Italia melalui laut pada tahun 2013. Dari data yang didapat, kebanyakan para imigran berasal dari negara-negara Afrika. Sementara yang lain karena melarikan diri dari perang Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement