Kamis 22 May 2014 23:51 WIB

Ini Kendala Eksplorasi Migas Indonesia

Red: Agung Sasongko
Migas
Foto: AP
Migas

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) juga terus meningkat. Sementara cadangan minyak Indonesia tidak cukup untuk memenuhi permintaan yang tinggi tersebut. Hasilnya, Indonesia harus rela mengimpor minyak dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Cadangan minyak Indonesia cenderung menurun. Saat ini cadangan minyak Indonesia sebesar 4,4 ribu juta barel. Angka ini masih dibawah Malaysia yang mencapai 5,5 ribu juta barel. Padahal Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebagai wakil pemerintah, cadangan gas bumi di Indonesia bisa mencapai 112,5 triliun kubik, tertinggi di dunia.

Masalahnya, kegiatan eksplorasi minyak di Indonesia saat ini masih terkendala dengan keterbatasan teknologi. Ditambah dengan besarnya biaya serta kurangnya investor asing untuk mendukung eksplorasi sumber minyak bumi. Aktivitas eksplorasi sendiri saat ini masih berfokus di wilayah Indonesia bagian barat.

Untuk mengatasi kebutuhan BBM yang tinggi, SKK Migas  melakukan perubahan pola dalam mencari sumber daya minyak. Jika dahulu eksplorasi minyak dilakukan di wilayah Barat, sekarang pencarian juga dikembangkan hingga bagian timur Indonesia. Ditambah, jika sebelumya pengeboran dilakukan di lautan dangkal kali ini pengeboran juga dilakukan di lautan dalam. Dan yang terakhir adalah peralihan energi minyak menjadi gas bumi, karena produksi gas bumi di Indonesia cenderung meningkat.

Dengan perluasan wilayah kerja eksplorasi ini diharapkan mampu mengatasi kekurangan cadangan minyak Indonesia. Serta diharapkan pula terdapat investasi asing untuk pencarian minyak.

Penulis: Risvi Maulana -- mahasiswa Mass Communication  STIKOM London School of Public Relation Jakarta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement