6 Catatan Mantan Wagub DKI tentang Jokowi
Selasa , 27 May 2014, 19:26 WIB
Dok Prijanto
Joko Widodo saat masih menjadi calon Gubernur DKI Jakarta tengah makan malam di rumah mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto, 24 Agustus 2012 sekitar pukul 20.30 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto ikut mengomentari terkait pencapresan Joko Widodo (Jokowi). Ia mengaku cukup dekat dengan Jokowi. Bahkan saat pencalonan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta, Prijanto kerap dimintai masukan tentang kondisi Jakarta. 

Hal tersebut membuat Prjanto mengenal dengan baik sosok Jokowi. Meski pun, hubungannya dengan Jokowi mulai renggang karena perbedaan prinsip terkait kasus taman BMW.

"Dengan mata, telinga dan mulut saya sendiri, saya memiliki beberapa catatan terhadap Jokowi. Catatan ini penting saya sampaikan agar publik mengerti dan tidak salah dalam memilih capres," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (27/5).

Pertama, kata Prijanto, patut diduga Jokowi tidak peka terhadap tindak korupsi. Ia bahkan mendapat kesan kalau Jokowi membiarkan dan melindungi tindak korupsi. "Kasus korupsi bus Transjakarta itu hanya salah satu contohnya saja," terangnya.

Kedua, ujarnya, Jokowi memimpin Jakarta seperti tanpa arah dan tujuan. "Suatu ketika saya pernah sampaikan pentingnya RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), tapi dijawabnya tidak penting."

Ketiga, ia menyatakan, banyak kepala dinas yang mengeluh kepadanya. Mereka mengak bingung harus melakukan apa. "Setiap mereka memaparkan sesuatu, Jokowi tidak pernah memberikan keputusan, petunjuk atau arahan kerja. Tetapi malah ingin cepat-cepat keluar."

Keempat, ia juga menyatakan, banyak staf atau karyawan Jokowi yang mengaku heran. Karena Jokowi dianggap aneh. "Di luar banyak dipuji karena dianggap dekat dengan rakyat tapi dengan bawahan sendiri tidak dekat."

Kelima, Prijanto menilai Jokowi bukan tipe pemimpin bertanggung jawab. Ia bercerita pernah bertanya mengenai PT MRT yang banyak dikendalikan oleh orang Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).  

"Jokowi dengan santai menjawab, biarin. Kalau MRT gagal yang salah wagub, tapi kalau MRT berhasil yang dikenang gubernur."

Keenam, ujarnya, Jokowi tidak paham dengan baik persoalan administrasi. Banyak berkas menumpuk belum ditandatangani sehingga beberapa hal tersendat. Sebaliknya, kalau terkait pencitraan diri, Jokowi cepat sekali bertindak. 

"Blusukan atau pendirian stadion di atas taman BMW yang masih bermasalah itu contohnya. Jokowi seperti tidak sabar ingin meletakkan batu pertama agar dikenang sebagai gubernur yang peduli pada rakyat," ujarnya.

Redaktur : Mansyur Faqih
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar