Rabu 28 May 2014 16:30 WIB

K-Pop Bisa Ancam Jati Diri Kaum Muda

Red: Maman Sudiaman
Frederikus Anggal P Saju
Foto: Istimewa
Frederikus Anggal P Saju

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Frederikus Anggal P Saju

Mahasiswa STIKOM The London School of Public Relations, Jakarta

Budaya Korean Pop (K-Pop) akhir-akhir ini menjadi primadona kaum muda Indonesia. Musik dalam negeri pun kalah pamor dari musik negeri ginseng ini. Grup atau para penikmat musik ini dikenal sebagai K-Popers. Girls Generation (SNSD), Big Bang, EXO, F(x), Super Junior (SuJu)), dan 2NE1 adalah contoh grup girlband dan boyband yang berhasil menghipnotis K-Popers di Indonesia.

   

Drama Korea berjudul Endless Love yang menghiasi layar kaca pada tahun 2002 menjadi pioner gerakan invasi musik Korea di Tanah Air. Jalan cerita dan perpaduan musik yang menyayat hati telah  membuat masyarakat Indonesia, khususnya kaum hawa semakin terhanyut dalam cerita. Soundtrack drama itu dinyanyikan aktris atau aktor drama tersebut. Hal itu membuat masyarakat kita semakin penasaran dengan K-Pop dan ingin menelusuri lebih jauh lagi tentang K-Pop itu sendiri.

Dekade sesudahnya, sekitar 50-an lebih drama Korea mewarnai industri hiburan Tanah Air. Penampilannya jauh lebih menarik dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, musik K-Pop itu sendiri baru digandrungi masyarakat Indonesia sejak awal 2011.

Banyak faktor yang membuat K-Pop cepat dan mudah menyebar di tengah hiruk-pikuk industri musik Indonesia. Secara fisik personel boyband dan girlband-nya seolah merupakan gambaran tepat dari manusia sempurna. Mereka tampak cantik dan tampan, tinggi badan semampai dan proposional, kulit halus dan mulus, dan kaki panjang.  Alunan lagu yang kebanyakan up beat ditambah dengan balutan busana yang nyentrik membuat penampilan mereka pun  semakin menarik.

Selain itu banyak iklan komersil dibintangi para girlband dan boyband ini. Hal itu menambah kekuatan image mereka di  mata publik. Iklan  Maybeline New York yang dibintangi CL personel 2ne1, Calvin Klein oleh mantan leader 2PM, Jay Park,  Etude House oleh  Krystal Sulli F(x) , Coca-Cola oleh 2 PM, dan LG Cookies oleh SNSD, adalah beberapa contoh kekuatan popularitas mereka.

Pengaruh yang dimunculkan oleh budaya K-Pop di Tanah Air pun terbentuk dalam berbagai macam wujud. Salah satunya adalah munculnya banyak sekali unggahan video dance cover lagu-lagu K-Pop oleh para remaja Indonesia di situs Youtube.

Ukiran prestasi yang positif pun diraih salah satu grup dance cover bernama I-Generation asal Indonesia.I-Genaration  menjadi wakil Indonesia yang memenangkan kompetisi internasional K-Pop Festival di  Gangwon, Korea 2013, lewat dance cover. Kerja keras dan tekad kuat membuat mereka sukses menyabet juara pertama dengan menyisihkan mengalahkan negara lainnya.

Dampak negatif dari budaya ini bagi kaum muda adalah mereka cenderung bertingkah laku atau  mengubah penampilannya seutuhnya seperti artis K-Pop favorit mereka.Bahkan cara berbahasa dan gaya hidupnya dipengaruhi budaya ini. Mereka lupa dengan budaya aslinya,  yaitu budaya Indonesia.

Selain itu beberapa produk kosmetik, tempat les bahasa Korea, dan rumah makan berbau Korea pun menjamur di beberapa kota besar di Indonesia. Kaum muda pasti ingat persis lagu “Gangnam Syle” bukan?Lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi yang bernama Psy ini berhasil menghipnotis banyak pasang mata di seluruh dunia.

Lagu tersebut sampai masuk dan mendominasi tangga lagu dunia. Coba kaum muda bayangkan, viewer-nya di Youtube saja sudah mencapai 1,9 miliar lebih. Sampai sekarang lagu ini masih menempati posisi pertama di Youtube dengan viewer terbanyak. Lagu ini juga sempat membuat heboh masyarakat Indonesia dengan tari ala kudanya  tersebut.

Seakan tidak mau kalah saing dengan K-POP, industri musik Indonesia pun melahirkan anggota girlband  dan boyband yang berparas dan berlenggak-lenggok seperti artis asli K-Pop. Sebut saja SM*SH, adalah boyband Indonesia beranggotakan enam anggota (Bisma, Ilham, Dicky, Rangga, Reza, dan Rafael). Mereka mencapai titik kesuksesan mereka dengan lagu I Heart You.

Masih banyak anggota boyband Indonesia yang cukup terkenal dan sukses, yaitu MAX5, Dragon Boyz, Hitz, dan banyak lagi. Girlbandnya pun tak mau kalah pamor dengan para boyband-nya. Mulai dari Cherrybelle, Gstring, 7icons, Jkt 48, pun turut menjadi entertainer.

Hal yang lebih hebatnya lagi, Indonesia memiliki girlband Samara37 yang menyanyikan lagu-lagu bernafaskan islami. Semua personelnya berjilbab lengkap dengan nuansa etnik penuh warna. Nama Samara 37 sendiri berarti sakinah, mawadah, warohmah dan 3 warna dalam tujuh nada. Nama itu didaulat langsung produser atas persetujuan keempat personelnya (Nailis Sa’adah, Yuanita Oktavia, Fitri Puspasari, dan Herina Amalia).

Memang budaya K-Pop merupakan tren yang sangat berkembang dengan pesat di dalam industri musik Indonesia. Namun, sebaliknya kaum muda sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus lebih bisa menyadari, mengenali, dan mencintai budaya asli atau budaya sendiri.

Budaya asli Indonesia harus dijunjung tinggi di dalam diri di manapun kita berada. Pemerintah pun harus membantu mengarahkan generasi muda, yang relatif masil labil, dengan sesering mungkin menggelar kompetisi atau perlombaan seni budaya lokal atau budaya nasional. Peran pemerintah sangat penting dalam mendorong lahirnya generasi muda berbakat dalam mengeksplor nilai-nila budaya lokal bagi lahirnya karya seni mereka.

Hal ini dimaksudkan agar pada akhirnya mereka takkan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa besar. Tidak salah mengikuti dan menyukai tren budaya negara lain. Namun, kaum muda tetap harus ingat bahwa kita harus menjadi Indonesia sejati. Itulah jati diri asli kita yang tidak boleh luntur oleh apapun. Janganlah kita menjadi seperti pepatah yang berbunyi, “Ibarat kacang lupa kulitnya”.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement