Sabtu 14 Jun 2014 18:32 WIB

Warisan Dinasti Mamluk (4)

Red: Chairul Akhmad
Peta kekuasaan Dinasti Mamluk.
Foto: Prezi.com
Peta kekuasaan Dinasti Mamluk.

Oleh: Nidia Zuraya

Jawatan pos

Keberadaan jawatan pos pada era kejayaan Islam tak hanya sekadar sebagai pengantar pesan. Dinasti Mamluk yang berkuasa di Mesir juga menjadikan jawatan pos sebagai alat pertahanan.

Guna mencegah invasi pasukan tentara Mongol di bawah komando Hulaghu Khan pada medio abad ke-13 M, para insinyur Mamluk membangun menara pengawas di sepanjang rute pos Irak hingga Mesir.

Di atas menara pengawas itu, selama 24 jam penuh, para penjaga telah menyiapkan tanda-tanda bahaya. Jika bahaya mengancam pada siang hari, petugas akan membakar kayu basah yang dapat mengepulkan asap hitam.

Pada malam hari, petugas akan membakar kayu kering. Upaya itu ternyata tak sepenuhnya berhasil. Tentara Mongol mampu menembus Baghdad dan memorak-porandakan metropolis intelektual itu.

Namun, peringatan awal yang ditempatkan di sepanjang rute pos itu juga berhasil mencegah masuknya tentara Mongol ke Kairo, Mesir. Hanya dalam waktu delapan jam, berita pasukan Mongol akan menyerbu Kairo sudah diperoleh pasukan tentara Muslim.

Itu berarti sama dengan waktu yang diperlukan untuk menerima telegram dari Baghdad ke Kairo pada era modern. Berkat informasi berantai dari menara pengawas itu, pasukan Mamluk mampu memukul mundur tentara Mongol yang akan menginvasi Kairo.

Menurut sejarawan Barat, Paul Lunde, dalam tulisannya yang bertajuk Dynasty of Warriors, layanan pos melalui jalur darat pada era kekuasaan Dinasti Mamluk juga sempat terhenti ketika pasukan Tentara Salib memblokir rute pos.

Akan tetapi, penguasa Dinasti Mamluk tak kehabisan akal. Sejak saat itu, kata dia, Dinasti Mamluk mulai menggunakan merpati pos.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement