Jumat 15 Aug 2014 16:06 WIB

SBY Banggakan Demokrasi Indonesia

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Mansyur Faqih
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang bersama DPR - DPD RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (15/8).
Foto: antara
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang bersama DPR - DPD RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan demokrasi Indonesia pascareformasi 1998 berjalan relatif baik. Pun dengan pertumbuhan demokrasi yang semakin kuat.  

Kondisi ini tergolong langka lantaran di sejumlah belahan dunia, transisi demokrasi mengalami stagnasi, layu dan akhirnya runtuh. Kondisi diperparah dengan konflik, instabilitas dan kemunduran ekonomi.

"Jelas, transisi demokrasi adalah suatu proses yang penuh risiko dan tantangan," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 69 pada Sidang Bersama DPD-DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat (15/8).  

SBY menjelaskan, contoh konkret keberhasilan pembangunan demokrasi di Tanah Air adalah pemilu langsung oleh rakyat untuk memilih presiden, gubernur, bupati/wali kota hingga anggota parlemen di tingkat pusat dan daerah.

Proses ini telah mengubah budaya dan dinamika politik Indonesia. "Kita bersyukur, transformasi besar ini dapat kita capai secara damai, tanpa gejolak politik yang sangat mengganggu," katanya.

Ke depan, ia mengingatkan agar kualitas demokrasi terus dipelihara dan ditingkatkan. Demokrasi yang berkualitas memiliki banyak dimensi positif antara wakil rakyat yang bersih, pemilu yang sehat dan surutnya politik uang dalam pemilu.

"Inilah demokrasi yang tengah kita bangun dan matangkan," ujarnya.  

SBY juga menyebut indikasi terkuat dari demokrasi yang berkualitas adalah tumbuhnya kepercayaan dan optimisme masyarakat terhadap para pemimpinnya.  

Jika semua aspek tersebut tercapai, maka demokrasi Indonesia akan lebih dari sekadar perhitungan suara atau transaksi politik.  

"Melainkan suatu kekuatan sejarah riil yang akan membuat bangsa Indonesia menjadi kuat, jaya dan makmur," kata SBY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement