REPUBLIKA.CO.ID, JATINANGOR -- Berdasarkan sejumlah penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui situs Gunung Padang bukanlah sebuah piramida. Gunung Padang dinilai merupakan sisa dari gunung api purba.

Soetikno Bronto dari Pusat Survei Geologi Bandung mengatakan, berdasarkan peta geologi dasar, situs yang terletak di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, tersebut merupakan gunung api. "Gunung Padang adalah titik potong antara sesar Gede-Cikondang, sesar Cimandiri," kata Soetikno dalam seminar "Situs Gunung Padang dan Permasalahannya", Selasa (7/10).

Perpotongan sesar ini membuat wilayah di sekitar Gunung Padang rawan gempa dan tanah longsor. Dan situs ini didirikan di atas endapan longsoran. Gempa dan longsor tidak hanya terjadi pada saat gunung purba tersebut aktif, tetapi juga masih mungkin terjadi longsor sampai hari ini.

Pembuktian Gunung Padang sebagai gunung api purba juga dapat dilihat dari jenis batuan yang ditemukan di lokasi tersebut. Batu yang ditemukan adalah jenis poligonal. Menurut Soetikno, batuan jenis ini adalah bentukan alam.

Berdasarkan struktur dan tekstur, batuan di Gunung Padang memiliki lubang yang terbentuk dari dorongan gas yang dikeluarkan oleh magma. "Ini merupakan produk kegiatan gunung api," kata Soetikno.

Hal senada diungkapkan oleh Guru Besar Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Adjat Sudrajat. Gunung Padang tidak terlepas dari satu rangkaian gunung api. Batu-batuan yang terbentuk di Gunung Padang membentuk heksagonal yang dibentuk dari alam. "Anda boleh mengambil simpulan," kata Adjat.