Rabu 15 Oct 2014 16:37 WIB

RS Disosialisasikan Waspada Ebola

Rep: C87/ Red: Djibril Muhammad
Pemeriksaan ebola di bandar udara di Inggris
Foto: bbcindonesia
Pemeriksaan ebola di bandar udara di Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan sosialisasi waspada virus Ebola dan MERS CoV kepada petugas kesehatan di RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (8/10).

Kemenkes juga memberikan ceramah dengan tema yang sama dalam  Seminar Nasional Persatuan RS seluruh Indonesia (PERSI) pada Kamis (16/10).

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Tjandra Yoga Aditama, mengatakan sosialisasi tersebut dilakukan sebagai kesiapan RS dalam mengantisipasi dan menghadapi virus Ebola dan MERS CoV.

Apalagi, adanya perawat Spanyol dan di Amerika Serikat, yang tidak pernah ke Afrika, sakit Ebola karena tertular pasien yang dirawatnya di Spanyol dan di Amerika Serikat. 

"Jadi perlu pengetahuan bagi petugas RS kita. Artinya, kalau SOP tidak baik maka walau pakai Alat Pelindung Diri lengkap maka bisa saja tertular Ebola," kata Tjandra kepada Republika, Rabu (15/10).‎

Selain itu, jamaah Haji Indonesia‎ sudah akan segera kembali ke tanah air. Sehingga perlu kesiapan dan kewaspadaan kalau ada pasien yang berobat. Dalam sosialisasi tersebut, Tjandra menyampaikan tentang penyebaran penyakit menular, virus Ebola, dan MERS CoV.

Ebola, kata Tjandra, untuk pertama kalinya ditemukan kasus dan penularan di luar Afrika, bahkan pada negara maju dengan Alat Pelindung Diri yang harusnya lengkap.

Kalau Ebola masuk ke suatu negara, lanjutnya, harus dilakukan penanganan kesehatan masyarakat segera. Agar tidak meluas di negara itu, seperti kejadian di Afrika.

Menurutnya, terdapat lima langkah penanganan kesehatan masyarakat terkait virus Ebola. Pertama, penanganan pasien Ebola dengan perawatan intensif dan isolasi maksimal. Kedua, penelusuran kontak, biasanya dari satu kasus akan ditemukan puluhan orang kontak.

Ketiga, penanganan kontak, mulai dari pengukuran suhu berkala dan berbagai derajat kara‎ntina bila diperlukan. Keempat, penanganan lingkungan. Dan terakhir, komunikasi risiko, agar masyarakat memahami dan ikut mencegah meluasnya penularan.

"Sampai hari ini belum ada Ebola pada jemaah haji dunia," jelasnya.

Sedangkan penyakit MERS CoV diidap hampir satu juta penduduk Asia termasuk Indonesia dan negara Asia lainnya yang saat ini sedang di Arab Saudi, dan mulai kembali ke negara masing-masing. Jika Ebola hanya menular melalui kontak langsung cairan tubuh pasien, lanjutnya, MERS CoV dapat menular melalui udara.

Menurutnya, terdapat lima tahap‎ pencegahan masuknya MERS CoV. Pertama, pemantauan kesehatan sebelum berangkat dari Arab Saudi. Kedua, pengawasan kesehatan di pesawat oleh Dokter kloter.

Kalau ada yang sakit segera dilakukan radio practique dengan bandara kedatangan dan pesawat di parkir di remote area. Ketiga, setelah pesawat mendarat, jemaah akan melalui alat Thermal Scanner.

Keempat, kesiapan petugas kesehatan di bandara kedatangan jemaah Haji dan‎ di asrama haji tempat jemaah mengambil bagasi.

"Terakhir, setiap jemaah akan mendapat K3JH atau kartu kewaspadaan kesehatan jemaah Haji, untuk pengawasan kesehatan sampai tiga pekan setelah kembali ke tanah air," katanya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement