Sabtu 01 Nov 2014 14:48 WIB

Polisi Selidiki Obat Palsu di RS Simelue

Red: Hazliansyah
Obat palsu
Foto: antara
Obat palsu

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap dugaan beredarnya obat palsu di Rumah Sakit Simeulue yang disampaikan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Banda Aceh beberapa waktu lalu.

"Undang-undang kesehatan jelas mengatur tentang sanksi bagi pelaku pemalsu dan juga pengedar obat obatan palsu itu," kata Kapolres Simeulue AKBP Edi Bastari di Sinabang, Sabtu. 

Sebelumnya diberitakan, BBPOM Banda Aceh menemukan beredarnya obat palsu berupa ribuan tablet obat batuk dan 342 ampul botol kecil (2 mililiter) obat bius di dua rumah sakit pemerintah di Kabupaten Aceh Singkil dan Simeulue.

"Kami temukan dua kali dimana kali pertama penemuannya kami dapati 26 pot obat batuk tablet palsu dan kali keduanya kami temukan lebih banyak lagi. Begitu pula obat bius injeksinya kami temukan sebanyak 342 ampul," ungkap Kepala BBPOM Aceh, Dra Sjamsuliani Apt MM.

Disebutkan, sebanyak 26 pot tablet obat batuk itu diperkirakan satu pot berisikan 250 tablet. Ada ribuan tablet obat batuk palsu yang ditemukan saat itu.

Sjamsuliani menjelaskan, yang seharusnya obat batuk ini mengandung kodein tapi ternyata setelah mereka uji, obatnya palsu, yang dipasok mengandung gliseril guaiakolat (GG).

"Kasus pemasokan obat palsu ini kita temui tahun 2013 dan kasus ini masih kita tangani sampai sekarang. Dilakukan oleh rumah sakit pemerintah setempat, juga gudang farmasinya," sebut Sjamsuliani.

Obat satunya lagi yang dipalsukan, kata Sjamsuliani adalah obat bius injeksi phetidin HCl. Dimana obat bius yang dipalsukan ini bukan lagi mengandung phetidin, tapi mengandung lidocaine, yang akhirnya juga mengubah fungsi dari obat bius umum menjadi obat bius lokal.

"Kasus ini sudah dalam proses penindakan hukum. Berdasarkan interogasi kami pihak RS ini mengaku tidak tahu bahwa itu barang palsu. Padahal mereka (pihak RS) mengetahui prosedur membeli obat jenis narkotik yang sebenarnya," sebut Sjamsuliani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement