Selasa 04 Nov 2014 17:37 WIB

UEA Ajak Masyarakat Internasional Tolak Pembangunan Permukiman Israel

Red: Julkifli Marbun
Permukiman Yahudi Israel di Tepi Barat
Foto: REUTERS
Permukiman Yahudi Israel di Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan mengajak masyarakat internasional untuk membela hak Palestina dengan menentang gerakan pembangunan permukiman Yahudi oleh Pemerintah Israel.

"Kami ingin berbicara mengenai situasi di Palestina. Kami percaya khususnya ketika berbicara mengenai Palestina, kami berharap bahwa masyarakat internasional dapat menentang pemerintah Israel yang menjajah beberapa wilayah Palestina," kata Menlu UEA Abdullah di Jakarta, Selasa (4/11).

Pernyataan tersebut ia sampaikan pada saat memberikan pernyataan pers, usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi di Kementerian Luar Negeri RI.

Menurut Menlu Abdullah, kegiatan pembangunan permukiman Yahudi yang dilakukan pemerintah Israel, hingga menutup akses ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem, merupakan tindakan yang dapat mengganggu kestabilan kawasan.

"Terakhir mereka (Israel) telah melakukan pertikaian dengan pihak-pihak sipil di Palestina, dan masyarakat internasional memiliki tanggung jawab yang besar untuk menyelesaikan masalah itu," ujar dia.

Menlu Abdullah pun menilai bahwa Dewan Keamanan PBB sebenarnya memiliki kewenangan dalam menyelesaikan masalah tersebut, di mana DK PBB perlu bertindak agar pemerintah Israel tidak menentang kehendak internasional.

Sementara itu, Pemerintah Indonesia mengecam keras langkah Pemerintah Israel yang menutup akses ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem. Indonesia meminta Israel untuk segera membuka kembali Masjid Al Aqsa.

Seruan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri melalui siaran pers yang diterima pada Jumat (31/10). Pemerintah Indonesia menilai penutupan Masjid Al Aqsa merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, khususnya kebebasan beragama bagi umat Islam di Yerusalem.

"Israel sebagai kekuatan pendudukan harus segera membuka akses dan menjamin keselamatan bagi umat Islam untuk beribadah di Masjid Al Aqsa," tulis siaran pers Kemenlu tersebut.

Selain itu, pemerintah Indonesia merasa prihatin terhadap peningkatan ketegangan dan kekerasan di Yerusalem dan meminta semua pihak untuk menahan diri, terutama aparat keamanan Israel agar segera menghentikan tindakan kekerasan terhadap masyarakat sipil Palestina.

Sebelumnya, Israel menutup Kompleks Masjid Al Aqsa pada Kamis (30/10), menyusul bentrok di kawasan timur Yerusalem.

Bentrok terjadi setelah polisi Israel membunuh seorang warga Palestina. Warga Palestina itu dibunuh karena disangka membunuh rabi garis keras. Kendati menutup Al Aqsa, Israel berjanji segera membuka lagi kompleks masjid di Kota Suci tersebut setelah keluar seruan dari negara-negara Arab dan Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement