REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat diminta waspada saat membeli obat. Sebab International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) menemukan banyak obat palsu ditemukan di sejumlah apotek kecil.
Ketua IPMG, Luthfi Mardiansyah mengatakan organisasi yang dipimpinnya akan terus menginspeksi sejumlah apotek untuk memberantas obat palsu. "Obat palsu kadang ditemukan di sejumlah apotek kecil, oleh karena itu kami ikut menginspeksi apotek yang 'nakal' agar konsumsi obat-obat berbahaya tersebut dapat dicegah," ujar Luthfi di Jakarta, Selasa (20/1).
Ia mengatakan distribusi obat ilegal yang meluas dapat merugikan pasien yang mengonsumsi zat-zat kimia tersebut secara terus menerus. Ia mengatakan unsur-unsur kimia yang ada pada obat palsu tidak diawasi lembaga kesehatan. Sehingga dapat berakibat buruk terhadap kesehatan pemakai, dimana obat tersebut seharusnya menyembuhkan.
Inspeksi ini, menurut Luthfi, juga dilakukan dengan berdasarkan data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dimana badan negara tersebut telah menemukan 583 kasus pelanggaran pada 2014 dan beberapa di antaranya berasal dari apotek.
"Kami akan terus memantau obat-obat ilegal yang masuk di apotek dan sejumlah toko obat, sehingga bila sudah terdeteksi apotek itu akan diinspeksi," kata Luthfi kemudian.
Apotek maupun toko obat yang terbukti membeli atau menjual obat palsu, menurutnya akan segera dilaporkan pada BPOM untuk kemudian diserahkan pada penegak hukum.
Sebelumnya, IPMG merupakan organisasi nirlaba beranggotakan 24 perusahaan farmasi multinasional yang beroperasi di Indonesia dan secara resmi terbentuk pada Agustus 2002. Sejak 1999, organisasi berbasis riset ini telah memperkenalkan lebih dari 250 obat-obatan baru untuk kanker, infeksi, jantung, serta berbagai penyakit lain. Selain itu, IPMG juga bekerja sama dengan BPOM memberantas obat ilegal.
