Kamis 12 Feb 2015 00:15 WIB

Penyakit Bayi Ryuji akan Dipastikan Lewat Biopsi

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Yudha Manggala P Putra
Rieke Pithaloka (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan saat keluarga bayi bernama Ryuji Marhaenis Kaizan mengadu kepada DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (6/2). (Republika/Agung Supriyanto).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Rieke Pithaloka (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan saat keluarga bayi bernama Ryuji Marhaenis Kaizan mengadu kepada DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (6/2). (Republika/Agung Supriyanto).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dokter yang merawat bayi berusia lima bulan yaitu Ryuji Marhaenis Kaizan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, menduga bayi ini mengalami kelainan fungsi hati (Atresia Bilier). Namun untuk memastikan penyakitnya, tim dokter akan menggunakan cara biopsi hati.

Direktur Utama RSCM, Dr Czeresna Heriawan Soejono mengatakan, meski pasien Ryuji diduga menderita Atresia Bilier namun terlalu dini untuk menentukan apakah pasien benar-benar menderita penyakit itu dan akhirnya menjalani operasi cangkok hati.

“Karena banyak tahap yang harus dilalui sebelum menjalani operasi transplantasi. Pertama, pasien harus menjalani biopsi hati,” katanya saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/2).

Dia menyebutkan, biopsi mutlak harus dijalani pasien karena ada beberapa penyakit yang ciri-cirinya mirip dengan Atresia Bilier.

Ia menyontohkan, penyakit yang mirip dengan kelainan fungsi hati ini adalah Progressive Familial Intrahepatic Cholestasis (PFIC) tipe ketiga. Selain itu, gejala Atresia Bilier juga mirip dengan Sindrom Alagille.  “Nah, ketika pasien di biopsi maka lebih jelas perbedaannya,” ujarnya.

Tahap kedua, setelah menjalani biopsi dan ternyata pasien benar-benar mengalami Atresia Bilier maka, keluarga Ryuji harus bertemu dengan Komisi Etik Rumah Sakit untuk menentukan bisa dioperasi atau tidak. Baru setelah itu Ryuji bisa dioperasi. Namun, kata dia, pasien hingga sekarang belum di biopsi karena masih mengalami penumpukan cairan di perut.

“Ada syarat-syarat sebelum dilakukan biopsi seperti apakah ada masalah di darah atau tidak, ada infeksi, sampai penumpukan cairan di perut,” ujarnya.

Untuk menghilangkan cairan di perut, kata dia, butuh proses tergantung kondisi pasien. Tak hanya itu, nutrisi dalam tubuh bayi malang itu juga harus ditingkatkan dan menaikkan berat badan Ryuji menjadi minimal 10 kilogram (kg). Saat ini, beratnya masih sekitar 5 kilogram.

“Namun, kondisi Ryuji sekarang ini lebih baik dibandingkan saat baru pertama kali masuk RS tujuh hari lalu. Mencret, muntah, dan syok yang dia derita berkurang,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement