Selasa 17 Feb 2015 07:59 WIB

Rusia Masuki Resesi Panjang 2015

Red: Angga Indrawan
Jelang akhir tahun inflasi di Rusia meningkat.
Foto: Reuters
Jelang akhir tahun inflasi di Rusia meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pembangunan Ekonomi Rusia mengatakan negara akan memasuki penurunan atau resesi ekonomi yang berkepanjangan pada 2015. Produk Domestik Bruto (PDB) Rusia mungkin mencapai 2,1 persen jika paket anti-krisis pemerintah diimplementasikan seperti yang diharapkan, yaitu 0,9 persen kurang dari perkiraan dasar.

Sementara itu, dinamika produksi Rusia juga akan jatuh di bawah pengaruh negatif dari kontraksi pendapatan ekspor produk-produk energi, serta pasar modal dunia menolak perusahaan-perusahaan Rusia.

Data yang dirilis menunjukkan bahwa defisit anggaran konsolidasi Rusia diperkirakan 4,6 persen dari PDB, dengan defisit anggaran federal sebesar 3,8 persen serta defisit bersih sektor minyak dan gas di 11. 5 persen.

Menurut laporan yang diterbitkan di situs internet kementerian, inflasi tahun ini bisa melebihi perkiraan 12,4 persen hingga mencapai 15,8 persen.

Kecepatan tertinggi inflasi konsumen diharapkan pada Maret-April, ketika harga konsumen akan tumbuh hingga 2,3 persen per bulan. Inflasi bulanan akan melambat menjadi satu persen setelah itu.

Namun, laporan ini memperingatkan risiko inflasi tetap melaju cepat, karena masih ada ruang untuk potensi depresiasi rubel akibat pembatasan impor pangan yang diberlakukan oleh pemerintah Rusia sebagai respons terhadap sanksi-sanksi Barat.

Sementara itu, kementerian memperkirakan bahwa tingkat pengangguran pada 2015 bisa mencapai enam persen karena usaha kecil kemungkinan akan memberhentikan pekerjanya. Usaha menengah dan besar sudah mulai menghentikan pembaruan personelnya saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement