Selasa 17 Feb 2015 20:01 WIB

Timsus Polres Bantul Buru Pelaku

Rep: Heri Purwata/ Red: Djibril Muhammad
Video penganiayaan
Foto: Youtube
Video penganiayaan

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kepolisian Resort (Polres) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membentuk tim khusus untuk memburu delapan pelaku penyekapan dan penganiayaan terhadap pelajar SMA di Yogyakarta La (18). Menyusul baru dua orang tersangka pelaku penyekapan dan penganiayaan yang tertangkap.

Kepada wartawan, Selasa (17/2), Kasat Reskrim Polres Bantul, M Akbar Kasim Bantilan mengatakan dari delapan pelaku penyekapan seluruh identitasnya dan tempat tinggalnya sudah diketahui. Pihak penyidik tinggal menunggu waktu untuk menangkap  mereka.

"Harapan kami sebaiknya mereka menyerahkan diri saja dari pada petugas kami melakukan penangkapan," kata M Akbar.

Dikatakan M Akbar, delapan pelaku yang belum tertangkap adalah Rth  (21), Rs (16), Wl (19), Pd (18), Pp (18), Ni (20), Cd (20) dan Rz (18).

"Untuk kelengkapan berkas acara dari saksi-saksi lain sudah terpenuhi termasuk juga dari korban. Kita masih memerlukan keterangan dari delapan tersangka lain yang masih dikejar karena punya peran masing-masing," katanya.

Untuk pemilik kos yang digunakan untuk penyekapan, M Akbar mengatakan tidak ada kaitannya secara langsung. Sebab saat kejadian berlangsung pemilik kos tidak berada di lokasi. "Tapi kalau nantinya penyidik membutuhkan keterangan maka akan kita panggil," katanya.

Lebih jauh M Akbar menyatakan antara korban dan pelaku penyekapan sudah saling kenal. Sebab mereka menjadi anggota group BBM namun siapa otak dari pelaku penyekapan disertai dengan tindakan kekerasan masih dalam penyelidikan.

"Penyidik memang punya titik terang siapa otak penyekapan dan tindakan kekerasan namun itu masih konsumsi penyidik. Kita masih butuh keterangan dari pelaku lainnya," ujarnya.

Kasus ini dipicu adanya kesamaan tato 'Hello Kitty' yang ada di dada korban La dan di tangan Rth. Rth yang lebih dahulu memilikinya tidak terima tatonya disamai sehingga terjadi pertengkaran lewat BBM dan berlanjut dengan penyekapan dan penganiayaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement