Selasa 10 Mar 2015 07:00 WIB

Mengungkap Rahasia Gedung Paling Hemat Energi Bio Farma

Red: Dwi Murdaningsih
DIrektur Produksi PT Bio Farma (Persero) Juliman Fuad, menerima Penghargaan Efisiensi Energi Nasional dari Menteri ESDM Sudirman Said pada acara Malam Penganugerahan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional beberapa waktu lalu di Jakarta
DIrektur Produksi PT Bio Farma (Persero) Juliman Fuad, menerima Penghargaan Efisiensi Energi Nasional dari Menteri ESDM Sudirman Said pada acara Malam Penganugerahan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional beberapa waktu lalu di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan predikat gedung paling hemat energi  kepada  PT Bio Farma (Persero) pada acara Malam Penganugerahan Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) 2014 di Jakarta beberapa waktu lalu.

Penghargaan Efisiensi Energi Nasional yang digagas oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), memberikan penghargaan kepada perusahaan dan lembaga pemerintah yang berhasil melakukan penghematan penggunaan energi. 

Ada tiga ketegori yang dikompetisikan. Yaitu gedung hemat energi, manajemen energi di industri dan penghematan energi dan air oleh pemerintah pusat dan daerah sesuai Inpres No.13 Tahun 2011.

Penghargaan yang diberikan oleh Menteri ESDM Sudirman Said kepada Direktur Produksi Bio Farma Juliman Fuad, merupakan penghargaan kedua setelah pada tahun 2013, Bio Farma mendapatkan penghargaan Inovasi Hemat Energi. Implementasi green office yang dilaksanakan oleh Bio Farma merupakan penyesuaian terhadap tantangan yang dihadapi, oleh industri farmasi secara global, yang mendapatkan tantangan untuk menyajikan sesuatu yang lebih 'hijau'.

Menurut Juliman, penghargaan ini terkait penerapan green building di Gedung Publik II Bio Farma yang memiliki luas bangunan 10.000 m2 . Gedung  enam lantai itu dibangun dengan konsep green building yang memiliki system cross ventilation (dinding terbuka), penggunaan solar cell dan LED lighting. Sehingga gedung ini dapat menghemat penggunaan lisrik sampai dengan 40 persen. 

 “Kami berpandangan bahwa di masa yang akan datang, industry  farmasi akan dihadapkan dengan masalah lingkungan.  Karena lingkungan yang ada di sekitar perusahaan adalah benteng pertama yang akan terkena dampak dari kegiatan produksi,’’  ungkap Juliman. 

Ia menambahkan Bio Farma sebagai produsen vaksin, sudah menerapkan sistem green process dalam setiap aktivitasnya. Itu  tidak hanya diterapkan pada unit kerja yang berhubungan dengan produksi saja,  tetapi diterapkan juga pada unit kerja administrasi sehingga akan tercipta suatu green habits.

Kepala Divisi Teknik dan Pemeliharaan Bio Farma (Persero) Tommy Zulfikar mengatakan, selain menggunakan lampu LED yang dapat menghemat penggunaan listrik sebesar 40 persen, pencahayaan gedung ini mengoptimalkan perolehan cahaya alami. Sehingga dapat mengurangi penggunaan pencahayaan buatan di siang hari. Hal ini dilakukan dengan cara  sistem zonasi yang terpisah antara pencahayaan buatan dan pencahayaan alami, 

“Dengan mengaplikasikan fitur-fitur hemat energi tersebut, Gedung Publik II dapat melakukan penghematan energi sebesar 1,500 kWh/bulan dari penggunaan solar cell, dan dari penggunaan solar sell dapat dilakukan penghematan sebesar 4,880.96 kWh/bulan," ujar Tommy.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement