Jumat 13 Mar 2015 17:28 WIB

Pakar: Besar Potensi Staf Kepresidenan Menyelewengkan Wewenang

Rep: C26/ Red: Bayu Hermawan
Istana Negara
Foto: www.presidenri.go.id
Istana Negara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar hukum tata negara dari Universitas Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusup mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus selektif memilih orang-orang di Kantor Staf Kepresidenan. Jokowi harus memilih orang-orang yang loyal, agar tidak bersikap kontraproduktif.

"Orang-orangnya harus benar-benar selektif yaitu orang yang sangat loyal terhadap presiden," ujarnya kepada ROL, Kamis (12/3).

Menurutnya, orang-orang staf kepresidenan perlu memiliki loyalitas tinggi kepada pemimpin negara. Jangan sampai mereka tidak sepenuhnya loyal pada presiden tapi membawa nama partai atau kelompoknya.

"Karena potensi staf kepresiden menyelengkan wewenang juga besar," katanya.

Ia meghimbau jangan sampai ada oknum-oknum staf kepresidenan yang memanfaatkan untuk mengambil kepentingan pribadi. Selain itu, ia juga menyebutkan yang bekerja untuk lembaga tersebut termasuk pimpinannya harus benar-benar memiliki jaringan yang luas dan pengetahuan mengenai substansinya.

Sebab, menurutnya pekerjaan staf kepresidenan tidak mudah jika tak punya keahlian di bermacam-macam bidang pemerintahan. Apalagi dengan Perpres Nomor 26 Tahun 2015, kewenangan institusi tersebut diperluas.

"Untuk mengukur kinerja menteri tidak mudah jika bukan orang yang memiliki keahlian di banyak bidang," ujarnya.

Presiden juga harus bekerja sama dengan Wapres dalam mengawasi kinerja lembaga yang tengah jadi sorotan, karena dianggap peraturan yang dikeluarkan presiden tentang staf kepresidenan melanggar undang-undang yang susah ada.

Asep mengatakan sebenarnya perpres yang diterbitkan tidak masalah karena sebelum-sebelumnya juga sudah pernah ada. Namun yang harus diperhatikan adalah orang-orang yang bekerja didalamnya.

"Jangan sampai justru membahayakan. Oleh karena itu, presiden harus menyeleksi dan mengawasi dengan ketat," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement