Ahad 05 Apr 2015 23:15 WIB

Pengamat: Ada Dua Sumber Jaringan Teroris di Indonesia

Red: Bilal Ramadhan
Personel Densus 88 Mabes Polri melakukan penggrebekan di rumah terduga teroris jaringan ISIS.
Foto: Antara
Personel Densus 88 Mabes Polri melakukan penggrebekan di rumah terduga teroris jaringan ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Pakar terorisme dari UIN Sunan Ampel Surabaya Prof Dr Akhmad Muzakki menegaskan bahwa ada dua sumber jaringan teroris di Indonesia.

"Kelompok yang frustasi dengan keadaan (hopeless) dan kelompok yang mengalami migrasi Indonesia-Malaysia (TKI)," katanya terkait perkembangan gerakan terorisme di Jatim.

Oleh karena itu, kata Muzakki yang juga Sekretaris PWNU Jatim itu, kedua sumber teroris itu menyebabkan ada tiga tipe kelompok radikal di Indonesia. "Tiga tipe dimaksud adalah genealogi, ideologi patronase, dan ideologi etnis," kata Dekan FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya itu.

Menurut alumnus master dan doktor di Australian National University (ANU) itu, tipe genealogi itu berkaitan dengan pemain lama, seperti Ustaz Rasyid Ridho yang merupakan putra Abubakar Ba'asyir (hubungan Indonesia-Malaysia).

Tipe genealogi itu mungkin saja tersebar di kawasan yang memiliki persaingan cukup ketat, seperti Jakarta dan Surabaya. "Kalau mengalami hopeless, lalu terpengaruh dengan tawaran kerja menjadi TKW atau TKI, maka kepulangannya bisa membawa ajaran radikal dengan tipe genealogi," katanya.

Untuk tipe ideologi patronase itu berkaitan dengan hubungan guru-murid, seperti terduga ISIS di Dau Malang (Ustaz Romli) yang merupakan murid Ustaz Rasyid Ridho (putra Abubakar Baasyir). Sementara itu, tipe ideologi etnis itu berkaitan etnis Arab yang kebetulan dalam satu kelompok Al-Irsyad, seperti terduga ISIS yang baru saja ditangkap di Malang.

"Penangkapan paling akhir di Jatim itu terkait dengan tipe terakhir yakni tipe ideologi etnis yang memiliki jaringan dengan kelompok Al-Irsyad," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement