Kamis 09 Apr 2015 05:47 WIB

Orang Tua Murid JIS: Putusan Hakim tidak Masuk Akal

Rep: Hilyatun Nishlah/ Red: Erik Purnama Putra
Jakarta International School (JIS)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Jakarta International School (JIS)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua murid Jakarta International School (JIS) beranggapan bahwa putusan hakim yang ditetapkan kepada para terdakwa kasus JIS tidak masuk diakal. Pasalnya, tuduhan-tuduhan yang dilayangkan jaksa dan hakim tidak mendasar, tetapi justru mengabaikan bukti-bukti yang sesungguhnya.

"Kami sebagai orang tua murid yang menyekolahkan anak kami di JIS, selalu mengikuti perkembangan kasus ini. Dari awal hingga putusan hakim beberapa waktu lalu," ujar salah satu orang tuan murid JIS, Sandiaga Salahudin Uno dalam konferensi pers pihak JIS dan orang tua murid JID di Jakarta, Rabu (8/4).

Tapi, lanjut ia,  semakin didalami dan ditambah dengan adanya bukti-bukti yang jelas. Akhirnya, diketahui bahwa terdapat banyak hal yang janggal dalam kasus itu. Diaa menekankan, sejak awal kasus ini telah didesain untuk mendorong JIS menjadi panggung kepentingan banyak pihak. Dari karier, agenda politik, popularitas, hingga keuntungan finansial.

Tentunya, hal itu memicu kemarahan para orang tua murid JIS. Menurut dia, sebagai warga negara Indonesia dan orang tua murid JIS, yang seharusnya, menjadi pertama dalam menghakimi dan mempertanyakan keamanan sekolah. Mengingat, keselamatan anak-anaknya  yang menjadi taruhannya.

Namun, dikarenakan tuduhan yang tidak berdasar, mendorong kasus ini menjadi cerita publik yang penuh rekayasa. Dan, kini justru JIS yang menjadi korban bulan-bulanan publik secara kejam dan tidak adil.  

Sama halnya dengan salah seorang orang tua murid JIS lainnya, Ayu Rini. Ia menambahkan, dia bersama ratusan orang tua murid JIS lainnya tidak memiliki kepentingan lain. Selain, untuk menunjukan kebenaran, kemudian bersama– sama membela para guru dan petugas kebersihan yang tertuduh dalam kasus ini. Mereka yang telah dikorbankan oleh tuduhan tak berdasar.

"Sejak kasus ini muncul setahun lalu hingga kini dan seterusnya, kami akan selalu memperjuangkan keadilan dan kebenaran untuk Neil, Ferdi, petugas kebersihan dan sekolah," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement