Sabtu 11 Apr 2015 15:12 WIB

Imam Istiqlal: Konflik Yaman Bukan Soal Sunni-Syiah

Red: Taufik Rachman
Ali Mustafa Yaqub
Foto: Republika/Damanhuri
Ali Mustafa Yaqub

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Masjid Istiqlal Ali Musthafa Ya'qub menekankan bahwa konflik di Yaman bukan terkait perbedaan paham Sunni dan Syiah, namun antara pemerintah yang sah dan kelompok radikal Houthi.

"Dukungan pemerintah Arab Saudi kepada pemerintah Yaman bukan karena Syiah atau Sunni, tapi untuk menyelamatkan rakyat Yaman dari kekerasan kelompok radikal," kata Ali Musthafa Ya'qub dalam jumpa pers di kediaman duta besar Arab Saudi di Jakarta Pusat, Sabtu.

Pernyataan itu disampaikan oleh Ali Musthafa sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah Arab Saudi yang memimpin koalisi operasi militer negara-negara Arab untuk melumpuhkan kelompok Houthi.

Dalam kesempatan tersebut, Imam Masjid Istiqlal juga menghimbau insan media untuk tidak menaikkan isu perbedaan paham tersebut, tapi lebih mengedepankan penghentian konflik dan perdamaian.

"Perlu digarisbawahi pula, serangan militer Arab Saudi ini adalah permintaan pemerintah Yaman yang sah," kata dia.

Oleh karena itu, Ali Musthafa menyampaikan bahwa umat Islam pasti akan mendukung koalisi ini karena tujuannya adalah untuk mencapai perdamaian.

Ali Musthafa juga mengkhawatirkan jika pemberontak Houthi tidak segera dihentikan, krisis di Yaman juga akan menyuburkan radikalisme dan terorisme yang dapat masuk ke Indonesia.

Oleh karena itu, Ali Musthafa juga kembali mengingatkan pemerintah Indonesia untuk segera mengantisipasi masuknya sempalan radikalisme dari Yaman.

"Terorisme akan tumbuh subur pada wilayah yang dilanda konflik, sehingga krisis Yaman harus segera dihentikan agar radikalisme Houthi tidak bisa berkembang," kata dia.

"Ini yang perlu diantisipasi pemerintah Indonesia, sempalan radikalisme di Yaman jangan sampai masuk, apalagi tumbuh di Indonesia," lanjut Ali Musthafa.

Selain Imam Masjid Istiqlal Ali Musthafa Ya'qub, para ulama Indonesia yang tergabung dalam berbagai organisasi juga menyatakan dukungan mereka kepada Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Syekh Mustafa Ibrahinm Al Mubarak, terkait kebijakan Arab Saudi yang memimpin koalisi operasi militer sejak 25 Maret lalu, untuk memukul mundur kelompok radikal Houthi di Yaman.

Ormas Islam yang hadir dalam pertemuan di kediaman dubes Arab Saudi tersebut, antara lain Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Al Irsyad, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Rabbitah Ulama ASEAN, Persatuan Islam Indonesia, dan Al Islamiyah.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,

(QS. An-Nisa' ayat 36)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement