Selasa 14 Apr 2015 18:23 WIB

Hidayatullah: Tidak Ada Islam Radikal

Rep: C08/ Red: Ilham
Lasdipo.com, salah satu situs yang dianggap memuat Islam radikal versi BNPT.
Foto: Republika
Lasdipo.com, salah satu situs yang dianggap memuat Islam radikal versi BNPT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Hidayatullah, Mahladi mengatakan, dalam Islam tidak ada istilah radikal. Yang ada hanya beragama secara berlebih-lebihan sehingga melenceng dari ajaran dan syariat agama yang sesungguhnya.

“Itu  istilah dulu dan dalam Islam tidak diperbolehkan berlebih-lebihan,” kata Mahladi kepada Republika, Selasa (14/4).

Mahladi mencontohkan, beragama yang berlebih-lebihan adalah tindakan melakukan pengeboman di Indonesia yang jelas-jelas bukanlah negara konflik. Hal seperti ini, menurut Pemimpin Redaksi Hidayatullah.com ini sangat tidak dibenarkan dalam ajaran Islam.

Menurut Mahladi, hal yang rancu saat terjadinya tindakan pemblokiran situs-situs Islam oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kementerian Komunikasi dan Informasi beberapa waktu lalu  adalah mengenai tidak jelasnya pemahaman radikal. Secara bahasa, kata Mahladi, radikal bermakna mempelajari sesuatu termasuk agama secara mengakar.

“Kan kita emang dianjurkan belajar agama secara mengakar. Secara kaffah,” ujar Mahladi.

Mahladi berharap, kesalahan seperti pemblokiran situs Islam yang diduga radikal beberapa waktu lau tidak terjadi lagi. Apalagi sampai memicu perpecahan di tengah umat Islam sendiri. Bila ingin menjastifikasi kelompok tertentu sebagai penganut paham radikal, sebaiknya melakukan dialog dengan ulama-ulama di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement