Kamis 23 Apr 2015 19:01 WIB

Penetapan Hari Santri Sesuaikan Momentum Kontribusi Santri

Rep: c71/ Red: Agung Sasongko
Salah satu kegiatan santri di pondok pesantren.
Foto: Antara/Rudi Mulya/ca
Salah satu kegiatan santri di pondok pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan tanggal peringatan Hari Santri harus berkaitan dengan momentum besar yang berkaitan dengan santri. Ini agar pesan perjuangan santri bisa dirasakan oleh masyarakat.

"Kalau Hari Santri mau diangkat harus memilih hari yang memiliki sejarah besar berkaitan dengan santri," ujar Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud ketika dihubungi ROL, Kamis (23/4).

Menurut Marsudi, peringatan Hari Santri di Indonesia harus memilih momentum penting dalam kontribusi santri terhadap bangsa ini. "Ini kan hari santri di Indonesia, santrinya juga orang Indonesia, berarti harus hari yang punya makna dan momen sejarah besar bagi bangsa Indonesia," ungkapnya.

Marsudi pun mengajukan momen resolusi jihad yang terjadi pada 21 hingga 22 Oktober 1945 di Surabaya. Dari sana, kata Marsudi, lahirlah gerakan arek-arek Suroboyo yang dimotori oleh ulama dan santri. Momentum itu merupakan bentuk nyata perjuangan santri dalam melawan penjajahan dan berkontribusi untuk Indonesia.

"Saya melihat momen itu (resolusi jihad) bagus ditetapkan sebagai hari santri," ujar Marsudi.

Marsudi berharap hari itu bisa menjadi bentuk peringatan kontribusi santri untuk bangsa ini. Selain itu, masyarakat juga bisa mengambil pesan semangat perjuangan para santri. "Kalau 1 Muharram sedunia ini sudah merayakan. Jadi hari santri harus spesifik yang menghargai peran santri," ujar Marsudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement