REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- "Berikan seorang gadis dengan sepatu yang tepat dan dia bisa menaklukkan dunia," kata Marilyn Monroe. Sementara Coco Chanel melangkah lebih jauh "Seorang wanita dengan sepatu yang baik tidak pernah jelek." Tapi Christian Louboutin pembuat sepatu mewah yang mengangkat sepatu ke tingkat lain "Sepatu mengubah bahasa tubuh Anda," katanya. "Mereka mengangkat Anda, secara fisik dan emosional."
Tiga pameran besar yang didedikasikan untuk alas kaki dibuka di ibukota musim panas ini: Museum Desain Life On Foot (pembukaan 13 Mei), Rayne Shoes For Stars di Fashion and Textile Museum (22 Mei), dan V&A’s Shoes: Pain and Pleasure, yang dimulai pada 13 Juni.
Life On Foot berpusat pada merek sepatu Camper dari Spanyol, yang tahun ini merayakan ulang tahun ke-40. Setelah proses pembuatan dari desain sampai selesai, acara tersebut akan mengambil kesatuan yang utuh melalui penggambaran yang nyata dalam mengembangkan perusahaan dengan sepatu unik.
"Kurator Peter Collard mulai bekerja untuk pameran ini sejak setahun yang lalu. Kami memiliki track record yang baik menunjukkan sepatu-sepatu yang populer. Seperti Christian Louboutin dan Manolo Blahnik beberapa tahun yang lalu. Apakah orang-orang berani mengakuinya, kita menilai orang dengan apa yang mereka miliki di kaki mereka," kata Nina Karena, kepala pameran di Museum Desain.
Sepatu memiliki hubungan tak terhindarkan dengan status, kemewahan, dan fashion. Beberapa merek sepatu menawarkan lebih dalam ke dunia glamour yang otentik adalah merek sepatu Rayne. Sebuah perusahaan Inggris yang menjalin kerjasama dengan beberapa wanita paling modis di dunia, termasuk Vivien Leigh, Marlene Dietrich dan Brigitte Bardot .
Acara Rayne Shoes For Stars ditujukan untuk memperingati usia keseratus yang berlangsung di Fashion and Textile Museum pada 22 Mei. Tidak ada kekurangan yang dapat ditemukan dari merk ini, Rayne dianugerahi tiga penghargaan kerajaan oleh Ratu untuk kreasi yang luar biasa, termasuk sepatu pernikahannya.
Menurut Celia Joicey, kepala Fashion and Textile Museum di Bermondsey, London Selatan, akan ada lebih dari 100 pasang sepatu dalam acara tersebut. Biasanya mereka melihat sepatu hanya dari konteks keseluruhan pakaian, namun kali ini mereka ingin menawarkan prespektif baru dengan hanya menyajikan sepatu saja, dilansir The Guardian, Senin (27/4).
