Jumat 29 May 2015 21:31 WIB

Prof Nasih Terpilih Aklamasi Sebagai Rektor Unair

Red: Indira Rezkisari
Kampus Universitas Airlangga
Kampus Universitas Airlangga

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof Dr Moh Nasih MT Ak, Jumat, akhirnya terpilih menjadi rektor secara aklamasi oleh 19 dari 21 anggota Majelis Wali Amanah (MWA) Unair.

"Sidang MWA berlangsung secara tertutup di ruang sidang pleno Rektorat Unair mulai pukul 14.20 WIB yang diawali dengan paparan visi dan misi ketiga calon rektor yang masing-masing 10 menit," kata Kepala Pusat Humas dan Informasi (PIH) Unair Dr MG Bagus Ani Putra.

Dalam sidang tertutup untuk mendengarkan paparan tiga calon rektor yakni Prof dr Djoko Santoso Sp.PD K-GH PhD FINASIM (FK), Prof Nasih (FEB), dan Dr Umi Athiyah MS Apt (FF) itu, dua dari 21 anggota MWA absen yakni Triyono Wibowo dan Mahmudin Yasin.

Untuk anggota MWA yang hadir adalah Sudi silalahi (ketua), Hatta Ali, Chairul Tanjung, Mohammad Nuh, Dwi Soetjipto, Fasich, Mohamad Dikman Angsar, Frans Limahelu, Mohammad Faried, Sri Hajati, Moch Amin Alamsyah, Muh Amin, Susetiyono, Imam Prihandono, Junaidi Khotib, Widi Hidayat, Badri Munir Sukoco, Febryan Kiswanto (Presiden BEM).

Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof Muhamad Nasir yang duduk sebagai anggota MWA diwakili Patdono Suwignjo selaku Sekretaris Ditjen Dikti Kemenristekdikti.

Setelah paparan, ketiga calon rektor itu menunggu pengumuman di ruang sekretariat Panitia Seleksi Calon Rektor (PSCR), lalu ketiga carek dipanggil kembali ke ruang sidang pleno pukul 15.45 WIB untuk mengetahui hasilnya hingga akhirnya Ketua MWA Sudi Silalahi mengumumkan rektor terpilih kepada pers.

"Pemilihan dilakukan secara aklamasi, dengan Menristekdikti menyumbang suara 35 persen. Setelah musyawarah mufakat, maka Prof Nasih pun terpilih sebagai Rektor Unair," kata Ketua MWA Unair, Sudi Silalahi. Kepada carek yang tidak terpilih menjadi rektor, MWA menawarkan untuk menjadi wakil rektor. "Keduanya setuju, nanti pemilihan posisinya menjadi otoritas rektor," kata Sudi Silalahi yang mantan Mensesneg itu.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَتَرَى الشَّمْسَ اِذَا طَلَعَتْ تَّزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَاِذَا غَرَبَتْ تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِيْ فَجْوَةٍ مِّنْهُۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ ۗمَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ وَلِيًّا مُّرْشِدًا ࣖ
Dan engkau akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan apabila matahari itu terbenam, menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas di dalam (gua) itu. Itulah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa disesatkan-Nya, maka engkau tidak akan mendapatkan seorang penolong yang dapat memberi petunjuk kepadanya.

(QS. Al-Kahf ayat 17)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement